Pemerintah Iran pada Rabu (6/11/2024), turut menganggap remeh hasil pemilihan presiden Amerika Serikat. Iran mengatakan “tidak penting” siapa yang memenangi pilpres yang digelar pada Selasa (5/11/2024) itu.
Kepada wartawan di Ibu Kota Teheran pada Rabu, Fatemeh Mohajerani juru bicara pemerintah mengatakan bahwa “kebijakan umum” Iran tidak berubah.
Donald Trump calon presiden dari Partai Republik sebelumnya mengeklaim kemenangan setelah dirinya diproyeksikan telah mengalahkan Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat.
Namun, Mohajerani mengatakan “tidak penting” bagi Iran soal siapa dari kedua kandidat itu yang memenangi pemilu AS.
Kebijakan kedua negara tak akan berubah, dan Iran telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sehingga pemilu AS tidak akan berpengaruh.
“Tidak akan ada perubahan dalam mata pencaharian masyarakat, dan tidak terlalu penting siapa yang menjadi presiden (AS),” kata dia.
Trump, yang sebelumnya menjabat Presiden AS pada 2017-2021, dikenal dengan sikap permusuhannya dengan Iran, terutama setelah pemerintah AS secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir 2018.
Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani komandan tertinggi militer Iran pada Januari 2020 juga menyeret kedua negara ke ambang konfrontasi militer secara langsung.
Kembalinya Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington, di tengah konflik Israel di Gaza dan Lebanon, yang bisa menggagalkan upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir. (ant/bil/ipg)