Dari banyaknya program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, SMP Islam Terpadu (SMPIT) Permata di Kota Mojokerto, Jawa Timur fokus membentuk karakter siswa lewat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Praktik P5 dianggap paling relevan, lantaran fokus pada pembentukan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dalam mencetak generasi berintegritas dan memiliki kesadaran sosial.
Agustin Wahyuningtyas selaku Kepala SMPIT Permata Mojokerto mengatakan, P5 menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan masa kini, yang mana pengembangan karakter dan keterampilan non-akademik juga ikut diperhatikan.
“Kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini tidak bisa hanya fokus pada aspek kognitif saja. Siswa juga perlu memiliki kecerdasan emosional, sosial, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif,” terang Nining panggilan sehari-hari Agustin Wahyuningtyas pada Rabu (6/11/2024).
Menurut Nining, ada banyak perubahan yang terjadi pada SMPIT Permata sejak program P5 diterapkan. Mulai dari peningkatan fokus pada karakter siswa hingga penguatan pada hubungan dengan komunitas.
“Penguatan hubungan dengan komunitas, misalnya. Keterlibatan siswa dalam proyek yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, meningkatkan hubungan antara sekolah dan komunitas. Contohnya lewat program Andai Aku Menjadi (AAM) yang kami buat untuk murid kelas 7,” ungkapnya.
Sebenarnya, lanjut Nining, program yang ada di SMPIT Permata telah ada sejak lama. Hanya saja, sebelum ada program Merdeka belajar, dia merasa bahwa sekolahnya belum detail dalam menjalankan program.
Sementara itu, dalam mengimplementasikan program P5 yang digagas oleh Kemendikbud Ristek, menjadi tantangan tersendiri bagi SMPIT Permata seperti, kesiapan guru, tingkat pemahaman siswa yang berbeda, dan manajemen waktu.
Tapi kata Nining, hal tersebut tidak menjadi halangan. Justru memacu agar SMPIT Permata menemukan solusi-solusi terbaik untuk perkembangan seluruh pihak yang terlibat seperti, guru dan murid.
“Ya agar program-program tersebut berjalan maksimal, kami melakukan banyak hal untuk mendukungnya seperti, membuat pelatihan guru, meningkatkan infrastruktur, membuat metode belajar yang fleksibel, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur Turut Membantu
Dalam mewujudkan program P5, lanjut Nining, SMPIT Permata juga dibantu oleh Dinas Pendidikan Kota Mojokerto dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur.
Pihaknya juga bekerja sama dengan mitra pembangunan di Jawa Timur dalam melakukan pelatihan dan pengembangan kapasitas guru.
“Dinas pendidikan dan BBPMP Jatim berkolaborasi dalam membantu kami mewujudkan program P5. Misal, dari dinas pendidikan mengadakan pelatihan, BBPMP Jatim mendampingi dan berkolaborasi dengan dinas pendidikan dalam mendorong sekolah-sekolah penggerak agar semakin termotivasi dan optimal dalam melaksanakannya serta mendukung peningkatannya dengan melakukan fasilitasi kombel, workshop pengimbasan dan visitasi,” katanya.
Rizqi Kepala Bagian Umum BBPMP Provinsi Jawa Timur, di kesempatan terpisah menuturkan, pelaksanaan P5 di satuan pendidikan termasuk di sekolah-sekolah penggerak di Jawa Timur diharapkan mengutamakan prosesnya. Jadi tidak semata-mata berpusat ke hasilnya saja.
Advokasi BBPMP Provinsi Jawa Timur ke pemerintah daerah di Program Sekolah Penggerak Optimalisasi pelaksanaan program Merdeka Belajar di sekolah-sekolah penggerak di Jawa Timur oleh BBPMP Provinsi Jawa Timur, dikatakan Rizqi, realisasinya melalui beberapa program strategis yang berkolaborasi dengan pemda (pemerintah daerah), mitra Pembangunan dan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kemendikbudrostek lainnya di Jawa Timur. Antara lain:
Pertama, Pelaksanaan Forum Pemangku Kepentingan. Kedua, Kunjungan Lapangan dan Wawancara Observasi terkait BOSP (Biaya Operasional Satuan Pendidikan) Kinerja, Adaptasi Kurikulum dan Pendampingan Daerah dalam Fasilitasi Kombel.
Berikutnya, Pendampingan dan Monitoring Pengimbasan dan Kontributor Praktik Baik di PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang dilanjutkan dengan Koordinasi PMO (Project Management Office) dengan Pemda.
Setelah itu digelar Workshop Pengimbasan oleh PSP (Program Sekolah Penggerak) yang diteruskan dengan Advokasi Pemberdayaan Sekolah PSP menjadi Penggerak Komunitas Belajar PSP, Koordinasi Percepatan Transformasi Satuan Pendidikan Sekolah Pelaksana PSP dengan PMO Daerah dan Visitasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak oleh Pemda.
Advokasi BBPMP Provinsi Jawa Timur ke pemerintah daerah di Program Sekolah Penggerak
BBPMP Provinsi Jawa Timur juga melakukan koordinasi dengan BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Provinsi Jawa Timur dalam mengoptimalkan peran pengawas sekolah sebagai pendamping satuan pendidikan.
Lima program selanjutnya yakni Refleksi Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak oleh Pemerintah Daerah, Pemantauan dan Percepatan Tingkat Transformasi Satuan Pendidikan, Pemetaan Sekolah Pelaksana PSP dan Sekolah Imbas dan Visitasi terkait Pengimbasan PMM dan Non PMM UPT.
“Beberapa program tadi dilaksanakan melalui beberapa angkatan,” ungkap Rizqi.
Empat Tips Genjot Praktik P5
Terkait upaya menggenjot praktik P5 di SMPIT Permata, Nining menyebut, ada empat tips yang bisa dibagikan untuk tenaga pengajar lainnya agar lebih optimal di antaranya, memahami tujuan diadakannya program, mengajak semua pihak dari guru hingga murid, memberi ruang kebebasan agar guru dapat berinovasi, dan menceritakan kesuksesan sekolah lain sebagai pemantik semangat.
Hal-hal itu dilakukan agar semua pihak, guru dan murid, memiliki satu visi yang sama untuk keberhasilan program tersebut.
Untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan para gurunya di era Merdeka Belajar, SMPIT Permata melakukan beberapa hal:
Pertama, mengadakan pelatihan dan workshop untuk guru tentang metode terbaru dan teknologi pendidikan.
Kedua, menjalin kemitraan dengan sekolah lain, universitas, dan organisasi untuk berbagi praktik terbaik dan sumber daya.
Ketiga, mendorong guru dan siswa terlibat dalam penelitian pendidikan dan proyek berbasis inovasi.
Keempat, memanfaatkan teknologi terkini dan menerapkan metode pembelajaran inovatif, seperti flipped classroom dan pembelajaran berbasis proyek.
Kelima, menciptakan budaya yang mendukung kreativitas dan eksperimen, serta melakukan evaluasi dan refleksi berkala untuk perbaikan terus-menerus.
Enam Langkah SMPIT Permata Praktik P5 Dapat Menginspirasi Sekolah Lain
Kata Nining terkait upayanya agar praktik baik pelaksanaan program Merdeka Belajar khususnya praktik baik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolahnya dapat menginspirasi dan diadaptasi oleh sekolah-sekolah lain.
Ada 6 hal yang digiatkannya bersama jajarannya di SMPIT Permata antara lain:
Yang pertama, menyelenggarakan acara pelatihan atau seminar di sekolah yang membahas pengalaman dan keberhasilan dalam implementasi P5, serta berbagi teknik dan metode yang digunakan.
Yang kedua, menawarkan program mentoring di mana tim dari SMPIT Permata dapat memberikan bimbingan langsung kepada sekolah lain mengenai perencanaan dan pelaksanaan P5 melalui permata EDU
Yang ketiga, mempublikasikan laporan atau studi kasus mengenai praktik P5 di jurnal pendidikan, blog sekolah, atau media sosial. Ini memberikan akses kepada sekolah lain untuk mempelajari dan meniru praktik yang berhasil.
Yang keempat, bergabung dengan forum atau komunitas pendidikan yang fokus pada praktik pembelajaran inovatif untuk bertukar ide dan solusi dengan sekolah lain.
Yang kelima, mengajukan proposal untuk berbicara di konferensi pendidikan regional atau nasional, berbagi hasil dan strategi dari implementasi P5 dengan audiens yang lebih luas.
Yang keenam, menyusun program kunjungan lapangan di SMPIT Permata untuk sekolah lain yang tertarik, memberikan mereka kesempatan untuk melihat langsung implementasi P5 dan bertanya langsung kepada tim pengajar.(ipg)