Jumat, 22 November 2024

PBNU Terima Kunjungan Akademisi Internasional

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU saat menerima kunjungan dari Akademisi Internasional di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2024). Foto: istimewa

KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan sejumlah sarjana dan akademisi di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Senen, Jakarta Pusat pada Senin (4/11/2024).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 45 menit itu, Gus Yahya menceritakan dan mendiskusikan terkait lini masa gagasan humanitarian Islam.

Najib Azca Wakil Sekretaris Jenderal PBNU menjelaskan, prinsip-prinsip humanitarian Islam adalah konsep perubahan kemanusiaan ala Islam yang lahir sejak Gus Dur didapuk sebagai ketua umum PBNU.

“Mengenai perjalanan gagasan ini (humanitarian Islam), dan kalau mau dibilang sumbu utamanya adalah Gus Dur,” kata Najib.

Lebih lanjut, pertemuan itu menjadi momentum perkenalan antara Gus Yahya dan para tamu undangan. Hal itu dikarenakan tamu undangan konferensi humanitarian Islam belum kenal secara pribadi dengan Gus Yahya.

“Sebagian sudah kenal lama tapi sebagian baru (kenal),” ujar Najib.

Sementara Prof Greg Barton salah satu tamu undangan merasa bahagia saat diundang oleh Gus Yahya. Pasalnya Greg menilai bahwa ada perkembangan signifikan untuk gagasan keislaman pada tubuh NU yang diprakarsai Gus Dur terutama dalam kepemimpinan Gus Yahya.

“Senang dan optimis. Belum lengkap tapi sudah begitu maju,” ungkap profesor asal Australia itu.

Greg beserta tamu lainnya cukup antusias menyambut undangan konferensi. Antusiasme para tamu undangan disebakan adanya kemajuan-kemajuan penting dalam pemikiran Gus Dur.

Humanitarian Islam (Islam lil Insan) sendiri adalah pemikiran yang bertujuan untuk menawarkan solusi bagi kehidupan masyarakat global yang bertumpu pada nilai-nilai Islam Indonesia.

Adapun para tamu undangan tersebut antara lain Profesor Greg Barton dari Deakin University Australia, Profesor Robert W. Hefner dari Boston University AS, Profesor James B. Hoesterey dari Emory University AS, Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University of Berlin Jerman, Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University AS, Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University, Profesor Timothy Shah dari CSCV. (faz/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs