Jumat, 22 November 2024

Penderita Obesitas dan Hipertensi Tak Disarankan Ikut Maraton

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Seorang yang mengalami obesitas sedang lari pagi. Foto: Getty Images

Dokter Detrianae spesialis jantung dan pembuluh darah mengingatkan penderita obesitas dan hipertensi yang tidak terkontrol untuk tidak mengikuti maraton karena risiko kesehatan yang tinggi.

Penderita obesitas dengan indeks massa tubuh (BMI) di atas 30 berisiko mengalami masalah lutut atau cedera muskuloskeletal jika memaksakan diri berlari.

“Tidak usah ngonyo dulu. Makanya, modifikasi gaya hidup,” sarannya, mengedepankan pentingnya olahraga yang sesuai dan pengurangan kalori.

Dilansir dari Antara pada Senin (4/11/2024), Detrianae juga mengingatkan agar calon pelari maraton menjaga kadar gula darah dalam batas normal, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) setidaknya dua bulan sebelum lomba.

Kadar gula darah normal ditandai dengan HbA1c di bawah 5,7 persen. Risiko hipoglikemia (gula darah rendah) dan hiperglikemia (gula darah tinggi) dapat berujung pada pingsan atau serangan jantung.

Bagi penderita hipertensi, Detrianae menekankan perlunya kontrol tekanan darah di bawah 140/90 mmHg sebelum berolahraga.

“Turunkan dulu (hipertensinya), dapat obat. Kalau sudah terkontrol dan stabil, olahraga,” ujarnya.

Detrianae menegaskan bahwa semua calon pelari, bukan hanya yang memiliki kondisi tertentu, harus menjalani medical check-up (MCU), termasuk tes olahraga seperti cardiopulmonary exercise testing (CPET).

“Saran kami adalah berolahragalah dengan tepat. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” tutupnya. (ant/kev/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs