Jens Laerke Juru bicara kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebut belum ada sinyal berlangsungnya perundingan gencatan senjata antara kelompok Hizbullah dengan Zionis Israel. Meski demikian, Laerke menyebut hal itu bukan berarti tidak akan ada proses perundingan.
“Ini karena kami tidak dapat melacak dan melihatnya secara sistematis. Kami tahu bahwa ada proses politik yang berlangsung secara bersamaan. Tentu saja kami ingin hal itu terjadi karena pada akhirnya, kami ingin konflik ini berakhir,” ujar Laerke dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat (1/11/2024), dikutip Antara.
Portal berita Ynet awal pekan ini mengutip pejabat tinggi Israel, melaporkan bahwa Zionis Israel aktif bernegosiasi untuk gencatan senjata dengan Lebanon, dengan partisipasi Amerika Serikat (AS).
Selain itu, berupaya menarik Rusia agar tertarik memainkan peran khusus dalam memastikan kepatuhan terhadap kesepakatan tersebut di masa depan.
Sejak 1 Oktober 2024, Israel melakukan operasi darat melawan pasukan Hizbullah di Lebanon selatan seraya terus meluncurkan serangan udara.
Kendati mengalami kerugian, Hizbullah terus memerangi pasukan Israel di darat dan meluncurkan roket yang menerobos perbatasan.
Israel mengeklaim bahwa tujuan utama mereka yakni menciptakan kondisi untuk mengembalikan 60.000 warga yang menyelamatkan diri dari penembakan di wilayah utara. (ant/nis/bil/ipg)