Minggu, 24 November 2024

PBB Ungkap Israel Mengebom Pasokan Medis yang Dikirim untuk RS di Gaza

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Stephane Dujarric Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Foto: un.org Stephane Dujarric Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Foto: un.org

PBB pada Kamis (31/10/2024) melaporkan bahwa serangan Israel terhadap Jalur Gaza utara telah menghancurkan pasokan medis yang baru saja dikirim, setelah Tel Aviv secara brutal membombardir Rumah Sakit Kamal Adwan.

“OCHA melaporkan bahwa lantai tiga Rumah Sakit Kamal Adwan dibom hari ini, mengakibatkan musnahnya pasokan medis yang baru dikirim lima hari lalu,” ujar Stephane Dujarric Juru bicara, dalam konferensi pers dengan mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melalui Antara, Jumat (1/11/2024).

Dujarric menambahkan bahwa pengiriman dilakukan oleh PBB melalui “misi gabungan Organisasi Kesehatan Dunia dengan dukungan dari OCHA.”

“Rumah sakit berada di bawah serangan dan tim penyelamat tidak dapat bekerja karena adanya penangkapan personel dan penyitaan peralatan penting, termasuk ambulans dan truk pemadam kebakaran. Di wilayah utara, pertempuran sengit terus berlangsung, terutama di Jabalya, Beit Lahya, dan Beit Hanoun,” lanjutnya.

Dengan mengacu pada laporan pemindahan paksa yang terus berlanjut, Dujarric menyampaikan bahwa “sekitar 300 warga Palestina dipindahkan hari ini dari utara ke selatan melalui pos pemeriksaan Al Rashid. Mereka yang dipindahkan tersebut termasuk kalangan perempuan, anak-anak, dan lansia.”

“OCHA juga melaporkan bahwa, kecuali beberapa misi terbatas, hampir tidak ada operasi bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza Utara,” ujar Dujarric.

“Persediaan yang menipis, korban yang tinggi, serangan udara yang sering terjadi pada fasilitas kesehatan, dan pemindahan besar-besaran semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat memprihatinkan,” tambahnya.

Saat ditanya tentang apakah Rumah Sakit Kamal Adwan masih berfungsi dan kondisi pasien di sana, Dujarric mengatakan bahwa hanya ada beberapa pasien di rumah sakit itu, tetapi menyebutkan bahwa “kata berfungsi, jika melihat jumlah rumah sakit di Gaza, bisa saja menyesatkan.”

“Rumah sakit ini mencoba bertahan,” katanya, menunjukkan bahwa staf medis berusaha keras memberikan yang terbaik dengan persediaan yang masih tersisa.

“Dengan upaya yang sangat luar biasa, kami mengirim pasokan barang lima hari lalu. Pasokan itu kini hancur,” tambahnya.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan kerusakan dahsyat akibat serangan Israel yang menargetkan lantai tiga rumah sakit, tempat penyimpanan obat-obatan dan peralatan medis.

Tentara Israel terus melancarkan serangan mematikan di Gaza utara sejak 5 Oktober 2024 untuk mencegah Hamas berkumpul kembali di tengah pengepungan ketat di wilayah tersebut.

Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah itu dan secara paksa memindahkan penduduknya.

Sejak 6 Oktober 2024, tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut oleh tentara Israel, membuat sebagian besar penduduk berada di ambang kelaparan.

Lebih dari 1.000 orang tewas di Gaza utara sejak serangan dimulai, menurut Dinas Pertahanan Sipil Palestina.

Serangan ini adalah episode terbaru dalam genosida brutal terhadap Jalur Gaza sejak serangan tahun lalu oleh Hamas kelompok perlawanan Palestina, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 43.100 orang telah tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 101.500 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan ini telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi di tengah blokade berkelanjutan, yang mengakibatkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya yang brutal di Gaza. (ant/nis/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
34o
Kurs