Senin, 25 November 2024

Sebelum Masuk SD, Anak-Anak Perlu Jalani Skrining Kesehatan Mata

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
dr Rozalina Loebis Kepala Divisi Pediatri Oftalmologi dan Strabismus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Foto: Akira suarasurabaya.net

Dokter Rozalina Loebis Kepala Divisi Pediatri Oftalmologi dan Strabismus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, anak-anak perlu menjalani skrining kesehatan mata sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD) atau sekitar umur 6-7 tahun.

Hal ini, kata dr. Roza, selain membantu dokter mata mendeteksi kelainan lebih cepat, juga karena telah menjadi instruksi dari World Health Organization (WHO).

“Sekarang di sekolah sudah mulai ada skrining untuk anak-anak kelas 1 SD atau TK B, untuk mengetahui kondisi penglihatan anak. Ini membantu dokter mata, karena jadi banyak case yang tertangkap dan bisa langsung mendapat penanganan,” terangnya, Selasa (29/10/2024).

Berdasar instruksi WHO, lanjut Roza, anak dengan mata sehat tanpa keluhan, harus diperiksa sebelum masuk SD, minimal 3 kali. Yakni, saat mereka berusia enam bulan, tiga tahun, dan lima tahun.

“Fungsinya, untuk mengetahui adanya gangguan pada bentuk organ mata yang tidak normal. Misal, posisi otot mata miring, ada katarak anak, dan gangguan fungsi penglihatan lainnya,” jelas Roza.

Jika gangguan ini bisa terdeteksi lebih cepat, lanjut Roza, anak-anak juga bisa mendapat penanganan lebih baik lagi.

“Karena mata anak-anak ini bukan suatu organ yang diam. Dia masih berkembang sampai usia 12 hingga 13 tahun. Ketika ada gangguan di masa dia berkembang maka dia tidak akan mencapai target peglihatan dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk mencegah progresivitas minus pada mata anak, perlu dilakukan kegiatan yang tidak membebankan mata.

Kalau dari panduan WHO, kata Roza, dapat menggunakan Rule of 20 dan Elbow Rules.

“Rule of 20 ini mengharuskan anak-anak mengistirahatkan mata 20 detik setelah melakukan aktivitas selama 20 menit seperti, membaca, menulis, menonton, main gadget. Sementara Elbow Rules, mengharuskan siku berbentuk huruf L sebagai acuan jarak membaca atau menonton sejah 30cm,” tuturnya.

Selain aturan-aturan itu, Roza juga menyarankan anak-anak untuk mengonsumsi makanan yang mengandung Beta Karoten dan Lutein.

“Beta Karoten bisa didapat dari buah atau sayur yang berwarna kuning seperti, wortel, tomat, jeruk, pepaya. Sementara Lutein, bisa didapatkan dari buah alpukat,” tutupnya.(kir/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs