Sabtu, 23 November 2024

47 Seniman Muda Gelar Pameran (UN)HEGEMONY, Tampilkan Karya Seni Bersifat Personal

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Seorang pengunjung melihat karya Pio Manakane yang berwujud dinosaurus. Menggambarkan kisah antara sang seniman dan ayahnya . Karya ini dipajang dalam pameran (UN)HEGEMONY, di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Selasa (29/10/20204). Foto: Akira suarasurabaya.net

Bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, 47 seniman muda menggelar pameran (UN)HEGEMONY, di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS).

Billy Alfaen ketua koordinator pameran mengatakan, perayaan Hari Sumpah Pemuda dipilih sebagai penanda dan juga tonggak pameran yang diinisiasi oleh seniman muda.

“Misi kami nggak sekadar untuk menggelar pameran saja, tapi juga untuk menggerakkan seniman muda agar terus berkarya dan bisa dikenali oleh lainnya,” terang Billy pada suarasurabaya.net, Selasa (29/10/2024).

Billy menjelaskan, (UN)HEGEMONY diambil dari kondisi para seniman muda yang tidak berpatokan pada poros tertentu. Sehingga mereka bisa bebas berekspresi sesuai dengan karakter atau pesan yang dibawakan.

“Kalau tagline para seniman yang bergabung, sih, ‘tidak mau mendominasi, tapi juga tidak mau terdominasi’,” ungkapnya.

Dalam pameran (UN)HEGEMONY, 47 seniman yang tergabung, masing-masing membawa satu hingga dua karya. Ada yang berwujud lukisan dengan beragam genre, ada pula patung-patung kecil yang ditata memenuhi Galeri DKS.

Seniman yang tergabung pun berasal dari beragam latar belakang, ada mahasiswa, pelajar, hingga seniman tanpa embel-embel instansi.

“Ini adalah bentuk kebebasan kami sebagai seniman,” imbuhnya.

Sementara itu, Ditabo salah satu seniman yang turut berpartisipasi dalam pameran itu, membawa satu karya yang dia namai sebagai “Motor Kehidupan”.

Di atas kanvas berukuran 50×50, Dita sapaan akrabnya, melukiskan background hitam yang dia artikan sebagai galaksi.

Dan di dalam galaksi tersebut, terdapat bunga seruni yang menggambarkan dirinya, beserta dua ikan koi, ubur-ubur, dan tentacle.

“Di sini, saya ingin menggambarkan bahwa ikan dan hewan laut lainnya tidak selalu harus hidup di laut. Mereka juga bisa hidup dan tumbuh di langit,” jelas Dita.

Dita mengartikan gambarannya sebagai sebuah ide atau gagasan yang seharusnya tidak dibatasi oleh apapun.

“Artinya, ide harus dieksplor seluas mungkin. Kita boleh melihat apa yang ada di sekitar untuk contoh, tapi kita harus berani mengembangkan lagi untuk karya kita,” tandasnya.(kir/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs