Jumat, 22 November 2024

Studi: Waktu Makan Berperan Penting dalam Pengelolaan Gula Darah pada Penderita Diabetes

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi Diabetes. Foto: Getty Images

Bagi pasien diabetes, pengelolaan gula darah sering kali berfokus pada makanan yang mereka konsumsi. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa waktu makan juga memiliki peran penting.

Dikutip dari Medical Daily, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa makan dengan waktu terbatas—strategi penurunan berat badan yang membatasi waktu makan dalam jam tertentu—dapat secara signifikan meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes.

Dilansir dari Antara pada Selasa (29/10/2024), modifikasi diet yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, bersama dengan olahraga dan perubahan gaya hidup, merupakan garis pertahanan pertama bagi orang dengan diabetes.

Sayangnya, rencana diet yang disesuaikan ini sering kali kompleks, tidak terjangkau, atau bahkan tidak efektif.

Ketika rencana diet yang dipersonalisasi tidak berhasil, para peneliti merekomendasikan pola makan dengan waktu terbatas sebagai alternatif. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Research and Clinical Practice.

Pola makan dengan waktu terbatas atau puasa intermiten melibatkan pembatasan jendela makan selama 4 hingga 10 jam, di mana peserta berpuasa selama sisa waktu.

Metode ini diketahui membantu penurunan berat badan, memperbaiki suasana hati, serta mengatur gula darah, tekanan darah, dan tidur.

Dalam studi selama enam bulan ini, peneliti ingin memahami dampak pola makan dengan waktu terbatas pada pasien diabetes dan melihat apakah manfaatnya sebanding dengan saran diet tradisional. Studi ini melibatkan 52 pasien diabetes tipe 2 berusia antara 35 dan 65 tahun.

Peserta dibagi secara acak menjadi dua kelompok: kelompok fokus diet dan kelompok pola makan dengan waktu terbatas. Kelompok diet mendapatkan panduan untuk meningkatkan kualitas makanan, seperti memperbanyak sayuran dan mengurangi alkohol.

Sementara itu, kelompok pola makan dengan waktu terbatas disarankan untuk membatasi makan dalam jendela sembilan jam, dari pukul 10 pagi hingga 7 malam.

Para peneliti mengukur kadar glukosa darah peserta setiap dua bulan menggunakan tes HbA1c. Setelah enam bulan, kontrol glikemik pada pasien yang menerapkan pola makan dengan waktu terbatas menunjukkan hasil sebanding dengan intervensi diet standar.

Selain itu, pola makan ini lebih sederhana, dapat dicapai, dan mudah diikuti, yang mendorong peserta untuk membuat perubahan gaya hidup positif lainnya.

“Kami menemukan bahwa pola makan dengan waktu terbatas sama efektifnya dengan intervensi diet. Kedua kelompok mengalami penurunan kadar glukosa darah, dengan perbaikan terbesar terjadi setelah dua bulan pertama. Meskipun bukan tujuan studi ini, beberapa peserta di setiap kelompok juga mengalami penurunan berat badan (5-10 kg),” kata para peneliti dalam rilis berita.

Pola makan dengan waktu terbatas dapat menjadi langkah awal bagi penderita diabetes tipe 2 untuk mengendalikan kesehatan mereka, karena peserta lebih termotivasi untuk membuat perubahan positif lainnya.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa metode ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat-obatan yang tidak merekomendasikan puasa. Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum melakukan perubahan diet. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs