Gelar Kerja Bakti, Warga Petemon Kuburan Bersihkan Sedimen dan Perantingan

Warga Petemon Kuburan RT 04 RW 02 Kelurahan Sawahan, Kecamatan Sahawan bahu membahu membersihkan saluran air dan perantingan pohon pada Minggu (27/10/2024) pagi.

Untung Sumartono Ketua RT 04 RW 02 Petemon Kuburan mengatakan, pembersihan saluran air dan perantingan ini supaya lingkungan kampung lebih bersih dan sehat.

“Alhamdulillah kerja bakti berjalan lancar, hari ini kami membersihkan selokan dan perantingan pohon,” katanya ditemui suarasurabaya.net usai kerja bakti.

Pembersihan saluran air ini dinilai penting oleh warga Petemon Kuburan. Selain untuk kebersihan juga untuk mencegah kembang biak jentik nyamuk dan banjir saat musim hujan tiba.

“Kalau sudah dibersihkan gini jentik-jentik nyamuk itu hilang semua, sampah plastik juga bersih,” ucapnya

Untung menyebut, program kerja bakti dalam rangka Surabaya Bergerak Jilid II ini sangat membantu untuk pengangkutan hasil sampah kerja bakti. Terutama sampah-sampah perantingan.

Lewat program Surabaya Bergerak Jilid II, setiap kampung akan terdaftar jadwal kerja baktinya. Nantinya, truk-truk dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya akan menghampiri setiap kampung untuk mengangkut hasil kerja bakti.

“Sampah hasil kerja bakti terutama perantingan pohon langsung diangkut jam 09.00 tadi setelah kerja bakti,” tuturnya.

Untung mengatakan, manfaat adanya kerja bakti ini tidak hanya untuk membersihkn lingkungan. Namun juga untuk menjaga kekompakan dan kerukunan warga. Kata dia, ciri khas warga Petemon Kuburan RT 04 memang suka resik-resik.

“Biasanya warga Petemon Kuburan RT 04 ini kerja bakti setiap dua minggu sekali. Biasanya yang ikut mulai dari anak muda sampai lansia juga ikut,” jelasnya.

Untuk diketahui, program Surabaya Bergerak Jilid 2 yang diinisiasi Suara Surabaya Media berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya, resmi diluncurkan pada Kamis (24/10/2024) pagi lalu.

Restu Novi Widiani Pjs Wali Kota Surabaya berharap, hadirnya program ini kembali membangkitkan semangat gotong-royong yang menjadi budaya warga Surabaya. Terutama menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah, salah satunya banjir.(wld/nis/iss)