Sabtu, 23 November 2024
Piala Dunia 2018

Diam-Diam Meksiko Lawan yang Mengerikan untuk Brasil

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Hirving Lozano dan Jesus Gallardo memiliki proyek besar memenangkan Meksiko pada 16 Besar ketujuhnya berturut-turut saat melawan Brasil di Samara Arena, Senin (2/7/2018) malam 21.00 WIB nanti. Foto: Reuters

Tidak banyak tim di dunia sepak bola yang bisa sesumbar memiliki catatan lumayan berhasil dalam menghadapi juara dunia lima kali, Brasil, tetapi belakangan tahun ini Meksiko telah membuktikan diri tahu tahu bagaimana mengungguli inti kekuatan si kostum kuning.

Ketika tujuh tim pada fase grup turnamen ini gagal menuliskan satu pun catatan kemenangan atas Brasil sejak 2000, harus diakui bahwa Spanyol, Denmark dan Belgia masing-masing hanya pernah satu kali menghadapi raksasa dari Amerika Selatan itu. Tapi tahukah Anda, Meksiko sudah enam kali menang dari 14 pertemuannya dengan Brasil, dalam priode yang sama.

Hanya Prancis, sudah mengalahkan Brasil tiga kali dari enam pertemuan di antara mereka, yang memiliki catatan yang lebih baik dibandingkan dengan tim-tim yang bertahan dalam babak 16 Besar.

Yang lebih menawan adalah Meksiko telah memenangkan enam dari sembilan laga kompetitifnya melawan Brasil, hanya dua kali kalah, sehingga akan turun ke gelanggang untuk pertandingan 16 Besar di Samara, Senin (2/7/2018) malam pukul 21.00 WIB, melawan Brasil, dengan kepercayaan diri yang tinggi.

Meksiko pula yang mengalahkan Brasil ketika mereka merebut medali emas Olimpiade 2012 di London dan lagi-lagi Meksiko pula yang menahan imbang gol tuan rumah Brasil pada fase grup Piala Dunia empat tahun.

Tetapi, dalam beberapa kesempatan dari tiga sukses terakhirnya melawan lawan termasyur mereka dari sebelah selatan benua itu, kemenangan itu malah menjadi isyarat buruk bagi Meksiko dan sebaliknya menjadi katalisator bagi Brasil.

Salah satu kasusnya adalah kemenangan 1-0 Meksiko atas Brasil pada Copa America 2001. Itu adalah turnamen bencana bagi Brasil yang disisihkan Honduras pada awal kepelatihan Luiz Felipe Scolari. Tetapi tim yang dikalahkan Honduras itu berbalik menjuarai Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan 12 bulan kemudian.

Mirip dengan itu, pada Copa America 2007, Meksiko membuat Dunga menelan kekalahan pertamanya selama melatih Brasil. Brasil malah menjuarai turnamen itu, sebaliknya Meksiko terlempar di semifinal.

Meksiko boleh-boleh saja bisa menampilkan permainan mengesankan tahun-tahun belakangan tetapi ketika mereka tiba pada pertandingan-pertandingan menentukan mereka kerap gagal, buktinya adalah catatan tanggung mereka selama babak knockout Piala Dunia.

Kekalahan mereka dari Belanda pada 16 Besar Piala Dunia 2014 adalah untuk keenam kali berturut-turut El Tricolor tersisih pada putaran kedua.

Meksiko terakhir kali mencapai perempatfinal ketika mereka menjadi tuan rumah turnamen ini pada 1986 dan meski sudah 15 kali tampil pada Piala Dunia mereka hanya dua kali tampil di babak Delapan Besar, keduanya terjadi sewaktu mereka menjadi tuan rumah.

Jika ingin lolos ke perempatfinal pertamanya dalam kurun 30 tahun terakhir, maka Meksiko harus mengatasi Brasil dengan menggunakan organisasi pertahanan dan serangan balik cepat seperti dimiliki formasi tim yang mengalahkan Jerman pada fase grup silam.

Masalahnya, Brasil bukan Jerman karena mereka jauh lebih kreatif dan juah lebih cair bergerak ke depan, yang bisa membuat masalah pada tim Meksiko yang masih terguncang oleh kakalahan 0-3 dari Swedia yang hampir mengakhiri impian Meksiko pada turnamen ini.

Pertandingan Meksiko versus Brasil menjanjikan sebuah laga menegangkan di Samara ketika kedua tim rentan saat harus cepat-cepat bertahan walau memiliki kecepatan dalam menyerang.

Jika Meksiko memanfaatkan semangat dari hasil positif selama ini melawan Brasil, maka mereka bisa mencatatkan kemenangan paling mengesankan terhadap lawan terhebob mereka itu dan mengubah sejarah Piala Dunia Meksiko saat ini, demikian dikutip Antara dari Reuters.(ant/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs