Kamis, 24 Oktober 2024

KPU Jatim Panggil KPU Bojonegoro untuk Klarifikasi Soal Kisruh Debat Perdana

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Nur Salam Komisioner Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jatim. Foto: Wildan suarasurabaya.net

Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) telah memanggil KPU Kabupaten Bojonegoro untuk mengklarifikasi soal debat perdana Pilbup dihentikan akibat kisruh yang dipicu salah satu pasangan calon (paslon), Sabtu (19/10/2024) lalu.

“Kami sudah klarifikasi kepada KPU Bojonegoro, dipanggil ke provinsi sudah dilakukan klarifikasi,” kata Nur Salam Komisioner Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jatim, waktu dikonfirmasi, Rabu (23/10/2024).

Nur Salam mengatakan, dari hasil klarifikasi itu pihak KPU Bojonegoro menyebut ternyata format debat perdana Pilbup yang hanya diikuti calon wakil bupati di atas panggung sudah disepakati dan ditandatangani oleh tim kampanye masing-masing paslon sebelum acara.

“Tim dua paslon itu sudah menyetujui untuk dilakukan debat dengan teknis debat pertama wakil. Itu sudah ditandatangani dalam bentuk berita acara,” katanya.

Namun pada hari pelaksanaan debat, salah satu paslon ternyata keberatan dengan aturan tersebut, sehingga memaksa naik panggung dengan pasangan lengkap yakni calon bupati dan wakil bupati.

“Di hari H itu kemudian salah satu paslon keberatan dengan teknis itu,” jelasnya.

Dari situlah kekisruhan mulai terjadi hingga debat dihentikan. Untuk kelanjutan debat berikutnya, KPU Jatim menyerahkan kepada KPU Bojonegoro untuk berkomunikasi dengan masing-masing tim paslon.

Nur Salam menyatakan, debat yang dihentikan itu tidak masuk dalam hitungan. Sehingga debat berikutnya baru bisa dianggap debat perdana.

Pihak KPU Jatim menegaskan bahwa debat ini merupakan tahapan wajib dari Pilkada, yang diikuti oleh tiap paslon dengan pelaksanaan maksimal tiga kali.

“Debat ini wajib harus diikuti oleh pasangan calon dengan batasan maksimal tiga kali. Jadi bisa saja satu kali, dua kali atau diambil penuh tiga kali,” tuturnya.

Sementara itu pihak KPU Bojonegoro juga menyampaikan permohonan maaf karena debat perdana Pilkada dihentikan mendadak.

Debat publik itu terpaksa dihentikan lantaran Teguh Haryono Calon Bupati Bojonegoro nomor urut 01 memaksa naik ke panggung.

“Memang sangat disayangkan. Sebelumnya saya mohon maaf kepada masyarakat Bojonegoro atas dihentikannya debat pertama Pilkada serentak ini,” kata Robby Adi Perwira Ketua KPU Bojonegoro.

Untuk menyelesaikan persoalan ini, Robby sedang berkoordinasi dengan tim masing-masing pasangan calon cabup dan cawabup Bojonegoro.

Nantinya, akan dikoordinasikan kembali terkait dengan teknis dan format debat Pilbup Bojonegoro 2024.

“Kami sangat amat berharap akan kami koordinasikan kepada kedua belah pihak dengan adanya mungkin dengan format baru yang sama-sama disetujui, sama-sama menerima untuk tetap menjalankan debat selanjutnya,” jelasnya.

Ketua KPU Bojonegoro itu mengutarakan, bahwa saat rapat koordinasi sebelum pelaksanaan debat publik perdana itu sempat deadlock atau tidak menemui kesepakatan dari kedua belah pihak paslon.

“Proses (deadlock) itu memang terjadi. Akan tetapi memang kita sudah beberapa kali mengkomunikasikan sehingga tidak terjadi kesepakatan. Semoga selanjutnya demi masyarakat Bojonegoro, demi keamanan dan ketertiban, semoga debat berikutnya saya juga akan mengkoordinasikan saya harap kedua belah pihak bisa saling memahami dan kita akan melaksanakan debat dengan format baru yang sama-sama yang saling bisa menyetujui,” ungkapnya.

Untuk diketahui sebelumnya, debat perdana calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup) yang digelar KPU Bojonegoro, Sabtu (19/10/2024) malam, batal dilaksanakan karena keributan.

Pembatalan tersebut disebabkan oleh ketegangan yang dipicu oleh Teguh Haryono-Farida Hidayati pasangan calon nomor urut 01.

Paslon 01 tersebut meminta agar debat dilakukan dengan format lengkap melibatkan cabup dan cawabup. Padahal, sesuai kesepakatan sebelumnya, debat publik perdana ini hanya untuk cawabup.

Awalnya, acara debat berjalan lancar. Para peserta dan tamu undangan mengikuti rangkaian pembukaan dengan hikmat. Kedua Cawabup, yakni Farida Hidayati dari paslon 01 dan Nurul Aziah dari paslon 02, sudah bersiap di panggung.

Namun, ketegangan mulai terjadi saat moderator membuka sesi pertama yang berisi penyampaian visi-misi.

Cawabup nomor 01 mendapatkan giliran pertama menyampaikan visi-misi. Namun, Farida justru memulainya dengan memanggil Teguh ke atas panggung.

“Karena kami satu kesatuan calon Bupati dan Wakil Bupati, maka saya akan memanggil pasangan saya,” ujar Farida di hadapan moderator dan penonton debat.

Farida menjelaskan, ia memanggil Teguh ke atas panggung berdasarkan Peraturan KPU nomor 1363 dan SK KPU Bojonegoro nomor 1529 yang menyebut bahwa pasangan calon tampil bersama dalam debat.

Teguh lantas naik ke panggung yang kemudian memicu sorakan dan kericuhan protes dari kubu lawan. Saat keributan terjadi, Teguh sempat berteriak.

“Apakah salah saya berdiri di sini? Peraturan mana yang saya langgar?,” ucap Teguh sembari berteriak kepada para penonton debat.

Kekisruhan antar pendukung tidak terhindarkan, situasi menjadi tidak kondusif. Moderator kemudian berusaha mengontrol keadaan, namun debat akhirnya dihentikan.

“Mohon maaf Bapak, sesuai instruksi, debat tidak akan kita lanjutkan,” kata moderator.(wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Kamis, 24 Oktober 2024
27o
Kurs