Senin, 21 Oktober 2024

603 Ribu Warga Jawa Timur Meninggalkan Garis Kemiskinan dalam Lima Tahun!

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Restu Novi Widiani Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim (tengah baju biru) saat memberikan bantuan program ASDP kepada masyarakat. Foto: Istimewa

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat, ada 603.290 warganya yang berhasil keluar dari garis kemiskinan dalam lima tahun terakhir.

Upaya ini merupakan hasil dari intervensi yang dirancang untuk mengurangi beban ekonomi dan mendukung kemandirian masyarakat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka kemiskinan di Jatim pada tahun 2024 mencapai 0,56 persen, setara dengan 206.120 jiwa. Hal ini membuat Jatim berkontribusi sebesar 30,34 persen terhadap penurunan kemiskinan nasional.

Namun, situasi ini tidak selalu cerah. Data BPS menunjukkan bahwa angka kemiskinan Jatim sempat mencapai 11,09 persen pada tahun 2020, dan akibat pandemi Covid-19, persentase tersebut meningkat menjadi 11,4 persen di tahun 2021.

Restu Novi Widiani Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim mengungkapkan bahwa berbagai program intervensi telah dijalankan selama lima tahun terakhir, yang berhasil menurunkan angka kemiskinan di setiap periode.

Pada tahun 2022, angka kemiskinan tercatat 10,38 persen, lalu turun menjadi 10,35 persen pada tahun 2023. Kini, per Maret 2024, angka kemiskinan Jatim hanya tersisa 9,79 persen, angka yang pertama kali dalam sejarah Jatim berada di satu digit.

Novi menjelaskan beberapa program unggulan yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) Plus, yang mulai diberikan pada tahun 2019 kepada lansia di atas 70 tahun, dengan bantuan senilai Rp2 juta per tahun. Hingga kini, program ini telah membantu 350.000 lansia dengan total alokasi mencapai Rp610 miliar.

Program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) juga menjadi fokus, memberikan bantuan Rp3,6 juta per orang per tahun kepada keluarga miskin yang memiliki anggota penyandang disabilitas berat. Sejak 2019, program ini telah membantu sekitar 4.000 orang setiap tahunnya dengan anggaran mencapai Rp90 miliar.

Di bidang pemberdayaan, Pemprov Jatim telah melaksanakan program pengembangan kelompok usaha bersama untuk keluarga miskin (KUBE) dan program Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).

Dalam lima tahun terakhir, program WRSE telah menjangkau 1.572 penerima manfaat dengan total anggaran Rp5 miliar, sedangkan KUBE melayani 4.231 penerima manfaat dengan anggaran sekitar Rp11 miliar.

Total alokasi anggaran untuk masyarakat miskin yang dikelola Dinsos Jatim mencapai Rp2,57 triliun dalam lima tahun terakhir. Novi menekankan bahwa menurunkan angka kemiskinan bukanlah tugas yang mudah, terutama di wilayah dengan populasi lebih dari 41 juta jiwa. Namun, dia optimis bahwa program-program yang menyentuh masyarakat telah dilakukan secara gencar dan efektif.

“Ini adalah langkah besar menuju perubahan yang lebih baik bagi masyarakat Jawa Timur!” tutup Novi. (wld/saf/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Senin, 21 Oktober 2024
25o
Kurs