Jumat, 18 Oktober 2024

Surabaya dan Jatim Diproyeksi Jadi Gerbang Perekonomian Setelah Ibu Kota Pindah IKN

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
(Dari kiri) Emil Dardak Petahana Calon Wagub Jatim, Ali Affandi Ketua Kadin Surabaya, dan Eri Cahyadi Petahana Calon Wali Kota Surabaya. Foto: Akira suarasurabaya.net

Kota Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) diproyeksikan bakal menjadi masa depan perekonomian Indonesia Timur, setelah ibu kota negara pindah ke IKN.

Muhammad Ali Affandi Ketua Kadin Surabaya periode 2024-2029 mengatakan, pusat perdagangan, transit, dan beberapa hal lainnya terkait penyaluran kedepan akan berpindah ke Surabaya.

“Surabaya akan berkembang sebagai kota Industri, perdagangan, MICE, dan pariwisata. Ini akan membuat nilai investasi di Surabaya menjasi sangat menjanjikan,” terangnya dalam Mukota VII Kadin Surabaya, Kamis (17/10/2024).

Untuk mewujudkan itu, lanjut Mas Andi sapaan akrabnya, Kadin Surabaya akan terus berkomitmen membantu Surabaya memimpin dalam hal inovasi dan keberlanjutan ekonomi, dengan memanfaatkan teknologi modern, energi terbarukan, dan potensi ekonomi kreatif.

Sementara itu, menyambut hal ini, Eri Cahyadi Petahana Calon Wali Kota Surabaya yang juga hadir dalam Mukota VII mengaku optimistis terhadap peluang baik tersebut.

“Surabaya adalah petikemas terbesar di Indonesia. Tadi telah disampaikan juga, kalau ibu kota pindah ke IKN, maka Surabaya menjadi pintunya. Maka kita akan sediakan tempat-tempat untuk bergerak ke sana,” ungkap Eri.

Untuk bergerak ke arah sana, lanjut Eri, Surabaya tidak bisa berjalan sendiri. Harus didukung pula oleh kota-kota lain seperti Gresik dan Sidoarjo, yang beberapa tahun terakhir ini industrinya kian maju.

“Kota Surabaya tentu saja akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi untuk mengembangkan teluk Lamong agar bisa menunjang ekspo-impor, dan menunjang bagaimana kita menjadi bagian atau utamanya ke IKN,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Emil Elistianto Dardak Petahana Calon Wakil Gubernur Jatim menjelaskan, selain Surabaya, Jatim juga akan mendorong dan membantu perkembangan tersebut.

Berdasarkan catatan Emil, setiap harinya selalu ada pergerakan masyarakat dengan jumlah jutaan dari dan menuju ke Surabaya, baik dari Gresik dan Sidoarjo. Artinya, transportasi yang menghubungkan tiga kota sebagai pusat ekonomi ini pun perlu diperhatikan.

“Oleh karena itu tadi kelancaran Surabaya sebagai center of gravity, tempat meningkatnya peran perdagangan sejak perpindahan IKN, harus ditopang dengan sistem dan kerangka transportasi yang mumpuni,” tandasnya. (kir/bil/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 18 Oktober 2024
26o
Kurs