Kamis, 17 Oktober 2024

Anugerah Sutasoma 2024: Apresiasi Karya dan Pengabdian Kebablasan Para Sastrawan di Jawa Timur

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Foto Bersama para sastrawan yang mendapat penghargaan Anugerah Sutasoma Surabaya, Kamis (17/10/2024). Foto Kevin Wijaya Mg suarasurabaya.net

Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar Anugerah Sutasoma 2024 di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya pada Kamis (17/10/2024).

Anugerah Sutasoma edisi ke-16 ini diselenggarakan untuk mengapresiasi para sastrawan dan seniman bahasa, yang telah memberikan kontribusi dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan sastra Indonesia.

Anugerah Sutasoma merupakan penghargaan tahunan yang diberikan kepada individu-individu yang dianggap memberikan sumbangsih besar di dunia sastra dan bahasa.

Tahun ini, penghargaan tersebut tidak sekadar memberi penghargaan atas karya, tetapi juga mengakui dedikasi dan pengabdian yang tanpa batas.

Para penerima penghargaan adalah sosok-sosok yang dianggap telah “kebablasan” dalam mutu dan pengabdian mereka, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Djoko Saryono selaku Kepala Dewan Juri Anugerah Sutasoma.

Prof. Dr. Djoko Saryono, selaku Kepala Dewan Juri Anugerah Sutasoma saat memberikan sabutan di acara Anugerah Sutasoma Surabaya, Kamis (17/10/2024). Foto Kevin Wijaya Mg suarasurabaya.net

Dalam sambutannya, Prof. Djoko Saryono menyampaikan bahwa karya-karya yang dipilih tahun ini berasal dari semester lalu hingga Juni 2024.

Ia menggarisbawahi bahwa rentang waktu satu tahun ini memberi ruang untuk mengamati dinamika yang terjadi di dunia sastra, serta memperlihatkan bagaimana karya-karya tersebut mencerminkan tema besar Anugerah Sutasoma yang ke-16.

“Karya-karya yang kami pilih pada tahun ini adalah karya dari semester yang lalu sampai Juni 2024. Dalam rentang 1 tahun itulah dapat mencerminkan Sutasoma yang ke-16 ini. Orang-orang yang kami pilih ini adalah orang-orang yang kebablasan, kebablasan mutunya, kebablasan pengabdiannya, memberikan dirinya, hidupnya, sebagian dari aktivitasnya kepada dunia sastra dan bahasa,” terang Prof. Djoko.

Lebih lanjut, Prof. Djoko menekankan bahwa istilah “kebablasan” yang ia gunakan menggambarkan betapa dalamnya pengabdian para penerima penghargaan ini.

Mereka tidak hanya menciptakan karya yang berkualitas, tetapi juga menghidupi dan menghembuskan nafas baru ke dalam dunia sastra dan bahasa.

Prof. Djoko menyebutkan bahwa para penerima Anugerah Sutasoma telah membuktikan diri sebagai sosok yang selalu siap melampaui batas-batas konvensional, memberikan seluruh daya dan upaya mereka untuk membawa bahasa dan sastra Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Berikut ini perincian peraih Anugerah Sutasoma untuk tahun 2024.

  1. Kategori sastrawan: Hidayat Raharja (sastrawan dari Kabupaten Sampang, Madura, telah berkarya lebih dari 30 tahun)
  2. Kategori karya sastra berbahasa Indonesia: kumpulan puisi Bilangan 60 (penerbit JBS, Yogyakarta, Juli 2024) karya Endang Winarni alias Wina Bojonegoro (sastrawan dari Surabaya).
  3. Kategori karya sastra berbahasa daerah: kumpulan geguritan Pusaka (penerbit Boenga Ketjil, Jombang, Desember 2024) karya Slamet Sri Mulyani alias St. Sri Emyani (sastrawan Jawa dari Kabupaten Trenggalek dan anggota Sanggar Sastra Triwida)
  4. Kategori komunitas sastra: Komunitas Sastra Santri Nuris (Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember).
  5. Buku kritik sastra: Catatan Perkembangan Sastra Indonesia (penerbit Deepublish, Yogyakarta, 2024) karya Endah Imawati (jurnalis dan dosen )
  6. Kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia: Heru Waluyo alias Heru Patria (UPT SD Negeri 03 Beru, Wlingi, Blitar)
  7. Kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah: Astrid Wangsagirindra Pudjastawa (SMA Negeri 2 Malang). (kev/saf/ipg)
Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Kamis, 17 Oktober 2024
31o
Kurs