Eri Cahyadi dan Armuji pasangan calon (paslon) tunggal di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya, menjanjikan pembangunan kawasan pesisir tak merusak lingkungan dan memberi dampak warga sekitar.
Pernyataan itu menjawab pertayaan panelis debat Pilkada pada Rabu (16/10/2024) malam, terkait pengembangan kawasan pesisir strategis, terutama langkah strategis, desain kebijakan.
Diketahui, pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni Surabaya Waterfront Land yang akan dikerjakan di pesisir pantai.
Banyak masyarakat menolak Surabaya Waterfront Land, terutama nelayan sekitar. Alasannya, mereka menilai proyek ini tidak menguntungkan mereka dan merusak lingkungan.
Eri menegaskan, jika terpilih kembali maka akan mempertahankan ruang terbuka hijau, salah satunya hutan mangrove.
“Apa itu mangrove? Hutan mangrove akan kami pertahankan karena mangrove itulah yang melindungi dari abrasi, banjir. Kami mempertahankan biotanya, flora dan faunanya, karena seperti apa, mangrove kita jadikan sebagai tempat wisata untuk menjaganya sehingga disebut gren economy,” kata Eri, Rabu (16/10/2024).
Ia menyebut ruang terbuka hijau di Surabaya saat ini sudah lebih dari 21 persen,
“Maka kami akan mempertahankan ruang terbuka hijau, kita akan mempertahankan mangrove, agar tidak ada banjir, abrasi, supaya bisa menahan, itulah komitmen yang akan kita lakukan di Surabaya,” katanya.
Selain itu, Eri-Armuji juga berjanji untuk memberdayakan nelayan yang ada di pesisir, juga memberi bantuan, seperti membuka sentra bahan bakar khusus agar mendapatkan subsidi.
“Nelayan bahkan kita bantu hari ini, dengan memberikan perahu yang kita berikan viber glass. Karena kami tidak ingin melihat saudara kami sebagai nelayan yang berjuang luar biasa, kami hanya diam saja. Maka kami berikan bantuan itu untuk nelayan,” katanya.
Eri-Armuji juga menjanjikan akan memberdayakan keluarga nelayan, seperti berjualan di Pasar Ikan Bulak.
“Mereka bisa berjualan di sana. Karena jangan sampai dan jangan sampai ketika ada pembangunan maka tidak bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya. Ketika kt bicara pesisir maka nelayanan, istri nelayan, menjadi tujuan hidup kami membahagiakan mereka sebagai Pemkot Surabaya,” jelasnya lagi. (lta/saf/ipg)