Bahtiar Rifai peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan, keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di berpotensi memperkuat daya saing ekonomi Indonesia.
Dilansir dari Antara pada Kamis (17/10/2024), Bahtiar menjelaskan bahwa pembangunan IKN dapat menciptakan pusat ekonomi baru di wilayah tengah dan timur Indonesia, membantu pemerataan pembangunan, serta mengurangi ketergantungan ekonomi pada Pulau Jawa.
“Pengurangan biaya transportasi dengan penyederhanaan rute akan meningkatkan daya saing ekonomi,” kata Bahtiar, menyoroti potensi efisiensi biaya transportasi. IKN diharapkan menjadi hub konektivitas di Indonesia tengah, sehingga perjalanan manusia dan barang tidak lagi harus melalui Jakarta.
Namun, untuk mewujudkan akselerasi ekonomi dari keberlanjutan IKN, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah terciptanya ekosistem bisnis yang matang dan mandiri, sehingga kota baru ini dapat menopang transaksi ekonomi yang berkelanjutan.
Bahtiar juga menekankan pentingnya kepastian pasokan dan permintaan di sektor-sektor kunci seperti energi, pangan, jasa, dan hiburan, agar tercipta transaksi ekonomi yang mendorong pertumbuhan IKN. Di samping itu, diperlukan pengembangan pusat-pusat inovasi dan aglomerasi ekonomi yang mampu menarik investasi baru.
Selain aspek ekonomi, Bahtiar menekankan pentingnya hubungan harmonis antara penduduk lokal dan pendatang untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang kolaboratif.
“Relasi mutualisme antara pendatang dan warga asli sangat penting untuk membentuk kehidupan yang harmonis dan kerjasama dalam pembangunan ekonomi,” ujarnya.
Prabowo Subianto Presiden terpilih dalam visi Asta Cita dan delapan misinya, bertekad untuk melanjutkan pembangunan IKN yang dirintis oleh Jokowi Presiden. Prabowo optimis bahwa IKN akan berfungsi optimal sebagai ibu kota negara dalam tiga tahun ke depan. (ant/saf/ipg)