Jumat, 22 November 2024

Menelusuri Jejak Sejarah: PCNU Surabaya Gelar Napak Tilas Pejuang dan Ziarah Muassis NU

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
PCNU Kota Surabaya menggelar acara "Napak Tilas Pejuang dan Ziarah Muassis NU" pada Minggu (13/10/2024), dengan mengunjungi makam para pejuang dan tokoh NU, sekaligus merayakan semangat perjuangan menjelang Hari Santri Nasional. Foto: Istimewa

Menyambut Hari Santri Nasional, PCNU Kota Surabaya menggelar acara “Napak Tilas Pejuang dan Ziarah Muassis NU” pada Minggu (13/10/2024). Ratusan peserta bersepeda kuno turut meramaikan kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB.

Rombongan napak tilas dimulai dengan ziarah di makam KH Ridlwan Abdullah di Pemakaman Tembok Surabaya. Di sana, peserta berdoa untuk KH Thohir Bakri dan sejumlah tokoh dari Laskar Hizbullah dan Laskar Sabilillah yang berjuang dalam Pertempuran 10 November 1945.

Acara ini diinisiasi oleh tiga MWC NU: Simokerto, Bubutan, dan Semampir, dengan 150 peserta bersepeda kuno dan dukungan dari ibu-ibu Muslimat NU serta warga Nahdliyin Surabaya.

“Alhamdulillah, warga NU begitu bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. Semuanya untuk mengambil obor semangat para pejuang dan muassis NU. Beliau-beliau yang telah membuka jalan bagi generasi penerus sekarang ini,” kata Masduki Toha, Ketua PCNU Surabaya dalam keterangan resminya.

Setelah dari Pemakaman Tembok, rombongan melanjutkan ziarah ke Masjid Agung Sunan Ampel, tempat peristirahatan H. Hasan Gipo, Ketua Umum pertama PBNU.

Ziarah juga dilakukan di makam KH Mas Alwi bin Abdul Aziz pencetus nama Nahdlatul Ulama, serta ke makam WR Soepratman pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

Selanjutnya, rombongan berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan Akhyad di Pemakaman Pegirian, sosok penting di balik gerakan Tashwirul Afkar dan Wakil Rais PBNU yang mendampingi KH Hasyim Asy’ari.

Acara berakhir di Monumen Resolusi Jihad NU, bekas kantor PBNU pada masa perjuangan kemerdekaan. Di lokasi ini Riadi Ngasinan sejarawan NU, menyampaikan orasi kebangsaan.

Ia menjelaskan pentingnya Fatwa Jihad KH Hasyim Asy’ari sebagai pijakan Resolusi Jihad NU yang memicu semangat perjuangan dalam Pertempuran 10 November 1945.

“Bung Tomo selalu memulai pidatonya dengan basmalah dan mengakhirinya dengan takbir, yang merupakan doa dari para ulama pejuang kemerdekaan,” ungkap Riadi.

Selain “Napak Tilas Pejuang dan Ziarah Muassis NU”, PCNU Kota Surabaya juga merencanakan berbagai kegiatan untuk merayakan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2024.

Rangkaian acara ini drama kolosal “Resolusi Jihad NU” di Tugu Pahlawan dan istigasah serta doa bersama untuk mengenang jasa para syuhada dan mujahid kemerdekaan.

“Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemkot Surabaya, PBNU, dan PWNU Jatim. Kami berharap semangat perjuangan NU terus menginspirasi generasi muda di Kota Surabaya, yang merupakan tempat lahirnya NU,” tutur Masduki Toha.

Dengan semangat dan kegiatan ini, diharapkan nilai-nilai perjuangan para pendiri bangsa tetap hidup dan menginspirasi generasi muda Nahdliyin. (saf/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs