Minggu, 13 Oktober 2024

Han Kang Tolak Konferensi Pers soal Nobel Sastra karena Ada Perang

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Han Kang, penulis Korea Selatan yang memenangi Hadiah Nobel Sastra 2024. Foto: Yonhap

Han Kang, penulis Korea Selatan yang memenangi Hadiah Nobel Sastra 2024, menolak mengadakan konferensi pers untuk merayakan pencapaian tersebut, mengingat tragedi global yang sedang berlangsung akibat perang Ukraina-Rusia dan konflik Israel-Palestina.

Han Seung-won (85), ayah Han, yang merupakan seorang novelis terkenal, menyampaikan pesannya selama konferensi pers di Sekolah Sastra Han Seung-won di Jangheung, provinsi Jeolla Selatan pada Jumat (11/10/2024).

“(Han) mengatakan kepada saya, ‘Dengan perang yang semakin intensif dan orang-orang mati setiap hari, bagaimana kita bisa mengadakan perayaan atau konferensi pers?’ Dia mengatakan dia tidak akan mengadakan konferensi pers,” katanya seperti dikutip Antara dari Korea Times, Sabtu (12/10/2024).

“Perspektifnya telah bergeser dari menjadi seorang penulis yang tinggal di Korea menjadi kesadaran (penulis) global. Namun, saya tidak dapat menghilangkan perasaan menjadi ayah dari seorang pemenang hadiah yang tinggal di Korea, jadi saya akhirnya mengatur konferensi pers ini,” ujar Han Seung-won.

Han Kang juga melarang ayahnya mengadakan resepsi perayaan di sekolah sastra itu.

“Saya berencana mengadakan pesta di sini untuk penduduk setempat, tetapi putri saya melarang saya. Dia berkata, ‘Tolong jangan merayakan saat menyaksikan peristiwa tragis ini’,” kata dia, merujuk pada dua perang tersebut.

Han Kang diakui atas prosa puitisnya yang secara intens menggambarkan trauma historis dan mengungkap kerapuhan kehidupan manusia, kata Komite Nobel untuk Sastra dalam pengumumannya pada Kamis (10/10/2024).

Penulis tersebut lahir pada 1970 di Korea Selatan, tempat dia tinggal saat ini.

Han Kang memulai karirnya pada 1993 dan menerbitkan terobosan internasional pertamanya dengan novel The Vegetarian.

Novel yang pertama kali diterbitkan pada 2007 itu menggambarkan konsekuensi kekerasan yang terjadi ketika tokoh protagonisnya, Yeong-hye, menolak untuk tunduk pada norma-norma asupan makanan.(ant/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Minggu, 13 Oktober 2024
29o
Kurs