Jumat, 18 Oktober 2024

Studi: Penggunaan Layar Gadget Berlebihan Tingkatkan Risiko Depresi pada Anak

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi penggunaan layar berlebihan pada anak. Foto: Medical Daily.

Anak-anak berusia 9 dan 10 tahun menghadapi peningkatan risiko depresi dan kecemasan akibat penggunaan layar gadget.

Studi jangka panjang oleh UC San Francisco meneliti dampak penggunaan layar gadget terhadap kesehatan mental dengan menindaklanjuti 9.538 peserta berusia 9 atau 10 tahun selama sekitar dua tahun. Para peneliti menggunakan model efek campuran untuk menganalisis hubungan antara penggunaan layar yang dilaporkan sendiri dan gejala kesehatan mental yang dilaporkan oleh orang tua melalui Daftar Periksa Perilaku Anak.

Studi tersebut menemukan, setiap jam tambahan waktu penggunan layar gadget dikaitkan dengan peningkatan 10 persen gejala depresi, 7 persen gejala perilaku, 6 persen gejala somatik, serta peningkatan 6 persen risiko kurang perhatian atau hiperaktivitas.

Para peneliti mencatat bahwa meskipun efeknya kecil, namun dampaknya konsisten. Mereka juga mengamati bahwa di antara aktivitas layar gadget, obrolan video, SMS, menonton video, dan gim video adalah jenis penggunaan yang memiliki kaitan terbesar dengan gejala depresi.

“Penggunaan layar gadget dapat menggantikan waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas fisik, tidur, bersosialisasi secara langsung, dan perilaku lain yang mengurangi depresi dan kecemasan,” jelas Dr. Jason Nagata penulis utama penelitian itu seperti dilansir Medical Daily, Rabu (9/10/2024).

Penelitian menemukan bahwa peserta kulit putih menunjukkan hubungan yang lebih kuat antara waktu menonton layar gadget dan gejala depresi, kurang perhatian/hiperaktivitas, serta gangguan pembangkangan dibandingkan peserta kulit hitam dan Asia. Namun, tidak ada perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

“Bagi remaja minoritas, layar dan media sosial mungkin memainkan peran yang berbeda, berfungsi sebagai platform penting untuk terhubung dengan teman sebaya yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang sama. Alih-alih menggantikan hubungan langsung, teknologi dapat membantu mereka memperluas jaringan dukungan di luar apa yang dapat diakses di lingkungan terdekat mereka,” kata Nagata.

Para peneliti percaya bahwa untuk mengurangi risiko, orang tua dapat memainkan peran penting dengan mengembangkan Rencana Penggunaan Media Keluarga yang mempertimbangkan kebutuhan setiap anak seperti yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics. (nis/kir/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 18 Oktober 2024
27o
Kurs