Senin, 25 November 2024

Panen Perdana Pisang Mas Kirana YDSF di Banyuwangi Capai Satu Ton

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilham Juanda dari Dinas Pertanian dan Perwakilan Kemenag Kabupaten Banyuwangi melakukan pemotongan pisang saat panen perdana Pisang Mas Kirana yang dijalankan Lembaga Amil Zakat dan Wakaf Nasional Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF), di Banyuwangi, Selasa (8/10/2024). Foto: YDSF

Program pemberdayaan yang dijalankan Lembaga Amil Zakat dan Wakaf Nasional Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) terus membuahkan hasil.

Terbaru, YDSF melakukan panen raya Pisang Mas Kirana program Zakat Produktif di Dusun Bulurejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, pada Selasa (8/10/2024).

Panen pertama ini ditaksir menghasilkan satu ton pisang dari target setahun menghasilkan èmpat sampai lima ton dari 2000 batang pisang yang ditanam. Hasil panen itu kemudian langsung dibeli oleh mitra petani dengan harga Rp7000 persisir pisang, dengan kualitas grade A.

Jauhari Sani, Direktur Utama YDSF saat mengikuti panen raya mengatakan pengembangan penanaman pisang itu dilakukan melalui program Zakat Produktif yang dimulai Oktober tahun lalu, dengan memanfaatkan lahan sekitar 1,3 hektar.

Selain itu, untuk pengembangan proses tanam, digandeng petani lokal dan pendamping dari perusahaan pengembangan bibit pisang sekaligus penjualannya, yakni CV Mahardika.

“Alhamdulillah hari kami bisa panen raya jenis pisang Mas Kirana. Yang terpenting, program ini bisa mengangkat ekonomi warga lokal sekaligus apa yang dipanen ini bisa diserap pasar. Dan syukur alhamdulillah, pisangnya langsung dibeli oleh mitra kita,” ujar Jauhari Sani dalam keterangannya yang diterima.

Ke depan, lanjut Jauhari, program-program pemberdayaan seperti itu akan dilakukan di banyak tempat agar jangkauan manfaatnya juga semakin dirasakan oleh banyak orang.

“Selain dari dana zakat, program semacam ini akan dikembangkan juga melalui dana wakaf, sehingga hasilnya akan lebih banyak lagi,” katanya.

Mahardika Putra, Direktur CV Mahardika Indonesia mengungkapkan proses penanaman budi daya pisang itu awalnya bertolak belakang dengan kondisi daerah di Banyuwangi yang cenderung panas. Sementara jenis Pisang Mas Kirana umumnya ditanam di daerah dingin.

Namun, upaya itu diklaim berhasil dengan kualitas buah yang sama dengan daerah aslinya. Bahkan, kualitasnya grade A yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Pada panen awal ini, petani berhasil memanen satu ton pisang yang langsung masuk pembeli.

“Setahun ini kita coba membuat potensi baru di Banyuwangi dengan menanam pisang. Insya Allah akan menjadi komoditi baru setelah kami kembangkan melalui kemitraan dengan YDSF ini,” katanya.

Setelah sukses dengan pengembangan awal ini, Mahardika akan mencoba menambah lahan tanam yang lebih banyak lagi, sekaligus menggandeng kelompok-kelompok tani. Sehingga hasilnya pun lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pasar pisang.

Sebelumnya, melalui pengembangan dana wakaf YDSF juga melakukan program produktif lainnya seperti budi daya melon, jagung, dan ternak kambing bagi penyintas erupsi Semeru di Lumajang, Jatim. (ant/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
32o
Kurs