Senin, 7 Oktober 2024

Program TEKAD Perkuat Peran Mama-Mama Papua dalam Pembangunan Ekonomi Kampung di Iraiweri

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) mendorong peran mama-mama Papua dalam menggerakkan ekonomi di level desa. Satu di antaranya di Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Foto : istimewa

Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) mendorong peran mama-mama Papua dalam menggerakkan ekonomi di level desa. Salah satunya di Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

“Para mama di Kampung Iraiweri memiliki semangat dan potensi yang luar biasa dalam mengembangkan pertanian. Namun, selama ini mereka sering terabaikan dalam perencanaan ekonomi kampung. Program TEKAD hadir untuk memastikan suara mereka didengar dan kapasitas mereka diperkuat, sehingga perempuan tidak hanya bekerja di ladang, tetapi juga bisa menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi kampung,” ujar Farid Maulidan, salah satu Fasilitator TEKAD di Distrik Anggi, Senin (7/10/2024).

Untuk diketahui Kampung Iraiweri di Distrik Anggi, terletak di pesisir Danau Anggi Giji, terkenal dengan potensi pertanian dan perikanannya yang melimpah. Di balik geliat pertanian yang mendominasi wilayah ini, ada kekuatan besar yang kerap tak terlihat namun memegang peran penting yaitu para perempuan lokal. Namun selama ini peran besar ini tidak diimbangi dengan pengetahuan mendalam.

Farid mengungkapkan selama ini, sekitar 80% pekerjaan pertanian di kampung Iraiweri dilakukan oleh perempuan, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan. Namun, tanpa pengakuan dan dukungan yang tepat, kontribusi besar ini sering kali terabaikan.

“Pendampingan kami berfokus pada pemberdayaan perempuan, bukan hanya dari aspek teknis pertanian, tetapi juga dari segi manajemen dan pemasaran hasil pertanian. Kami ingin para perempuan di Kampung Iraiweri tidak sekadar menjadi pekerja lapangan, tetapi juga menjadi pemimpin dalam menggerakkan ekonomi kampung,” katanya.

Farid menceritakan dalam kegiatan Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK) yang diadakan oleh Program TEKAD di Kampung Iraiweri, salah satu perempuan muda bernama Yulinda tampil sebagai contoh nyata bagaimana pemberdayaan perempuan dapat membawa perubahan.

Meskipun masih bersekolah, Yulinda terlibat aktif dalam kegiatan pertanian bersama keluarganya. Dia mengelola kebun kecil di pekarangan rumah yang ditanami berbagai sayuran seperti kol, wortel, kentang, dan daun bawang.

“Pengetahuan Yulinda dalam mengelola lahan, merawat tanaman, dan menentukan waktu panen dengan tepat menunjukkan bahwa perempuan muda di kampung tersebut tidak hanya membantu, tetapi juga mampu memimpin di sektor pertanian,”ujarnya.

Program TEKAD, kata Farid melakukan langkah kongkret di antaranya pelatihan tentang pengelolaan keuangan rumah tangga, teknik pertanian modern, serta membuka akses terhadap teknologi pasca panen yang lebih efisien.

Selain itu, program TEKAD juga mengajak para perempuan untuk terlibat aktif dalam perencanaan ekonomi kampung melalui forum-forum diskusi yang partisipatif. Hal ini bertujuan agar para perempuan dapat menyuarakan kebutuhan dan aspirasi mereka, sehingga setiap kebijakan pembangunan kampung benar-benar mencerminkan keinginan seluruh komunitas.

“Kami menyadari bahwa tanpa perempuan, keberlanjutan pertanian di kampung ini sulit tercapai. Oleh karena itu, kami berupaya untuk membangun kapasitas perempuan agar mereka bisa mengambil peran lebih besar, baik sebagai petani, pemimpin komunitas, maupun pengusaha lokal,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) merupakan program kolaborasi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD) dengan jangka waktu 2020-2025.

Program ini menyasar 1.720 desa, yang terdiri dari 500 desa inti dan 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari 9 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Program ini menargetkan peningkatan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 jiwa di desa-desa sasaran.

Program TEKAD dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat desa agar dapat berkontribusi pada transformasi pedesaan dan pertumbuhan inklusif di Indonesia Timur.

Tujuan program ini adalah agar rumah tangga di pedesaan memperoleh pendapatan yang stabil dan memadai dari pengembangan produksi berbasis komoditas di desa masing-masing, sehingga rumah tangga pedesaan dapat mengembangkan mata pencaharian yang berkelanjutan dan memperoleh keuntungan melalui penguatan tata kelola di tingkat desa dan kabupaten melalui dukungan dari Kemendes PDTT.

Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan di desa.

Dalam implementasinya, program ini memberikan bantuan pelaksanaan demonstrasi plot (demplot) serta menggelar pelatihan penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan lembaga ekonomi lainnya yang ada di desa.(faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Senin, 7 Oktober 2024
28o
Kurs