Rombongan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Nusa Tenggara Barat (KPID NTB) yang dipimpin oleh Ajeng Roslinda Motimori selaku ketua, mengaku takjub dengan Radio Suara Surabaya yang tetap eksis di tengah gempuran teknologi digital.
Menurutnya, kondisi radio saat ini baik di NTB maupun seluruh Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Namun, kondisi itu disebutnya berbeda dengan Radio Suara Surabaya yang eksistensinya dari Jawa Timur justru terdengar sampai ke NTB.
“Kami mendengar ada tuh radio di Surabaya yang begitu eksis dan begitu mendapat kepercayaan, pertama kepercaaan dari pemerintah daerahnya terus yang kedua kepercayaan dari masyarakatnya. Nah inilah yang tidak dimiliki semua radio yang ada, terutama di tempat kami,” ujarnya dalam kunjungan di Radio Suara Surabaya, Senin (7/10/2024).
Dalam kunjungan itu, Ajeng ditemani jajaran pengurus KPID NTB, praktisi media di NTB, dengan diantar Immanuel Yosua Tjiptosoewarno Ketua KPID JATIM.
Ajeng mengaku, begitu memasuki kantor Radio Suara Surabaya di Jalan Raya Bukit Darmo No. 22-24 Surabaya, dia bersama rombongannya tak bisa berhenti terpana.
“Ternyata beda banget, mulai dari kami masuk, seperti apa konsepnya, kita jadi percaya ada orang yang masih dengar radio begitu, bukan cuma pas bulan puasa percaya sama radio karena dengar adzan maghrib,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Husna Fatayati dosen Universitas Islam Negeri (UIN) NTB menambahkan kalau dirinya juga terkesima bagaimana Suara Surabaya tidak hanya memberikan informasi dan hiburan, tetapi juga solusi kepada masyarakat.
“Konsep citizen journalism-nya itu juga bagus, luar biasa. Saya melihat SDM di sini tidak hanya sekadar bisa bersiaran, tapi juga punya ilmu jurnalistik. Kerjanya sudah seperti FBI aja. Local wisdomnya itu bener-bener kuat dan perlu diteladani di radio-radio kami,” ucap Husna.
Sementara Afifuddin Adnan mantan penyiar TV yang juga anggota KPID NTB mengatakan, sudah sepatutnya Suara Surabaya menjadi role model radio lembaga penyiaran, tidak hanya di Nusantara Tenggara Barat tapi juga Indonesia.
“Bahkan saya mengikuti beberapa kali di platform sosial medianya, Radio Surabaya ini luar biasa, karena kita lihat justru dalam penyampaian atau penyajian informasi itu sangat cepat, tetapi juga bisa akurat,” ujarnya.
Menurutnya, kecepatan dan keakuratan kadang menjadi hal yang tumpang tindih. “Kecepatan belum tentu tepat, ketepatan tidak bisa cepat. Tetapi Radio Surabaya ini punya itu dua-duanya,” pungkasnya. (nis/bil/faz)