Senin, 7 Oktober 2024

Rombongan KPID NTB Takjub dengan Eksistensi Radio Suara Surabaya di Tengah Gempuran Digital

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Rombongan KPID NTB dan Ketua KPID Jatim bersama Aini Kusuma penyiar Radio Suara Surabaya, Senin (7/10/2024). Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Rombongan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Nusa Tenggara Barat (KPID NTB) yang dipimpin oleh Ajeng Roslinda Motimori  selaku ketua, mengaku takjub dengan Radio Suara Surabaya yang tetap eksis di tengah gempuran teknologi digital.

Menurutnya, kondisi radio saat ini baik di NTB maupun seluruh Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Namun, kondisi itu disebutnya berbeda dengan Radio Suara Surabaya yang eksistensinya dari Jawa Timur justru terdengar sampai ke NTB.

“Kami mendengar ada tuh radio di Surabaya yang begitu eksis dan begitu mendapat kepercayaan, pertama kepercaaan dari pemerintah daerahnya terus yang kedua kepercayaan dari masyarakatnya. Nah inilah yang tidak dimiliki semua radio yang ada, terutama di tempat kami,” ujarnya dalam kunjungan di Radio Suara Surabaya, Senin (7/10/2024).

(Dari kiri ke kanan) Afifuddin Adnan anggota KPID NTB, Ajeng R. Motimori Ketua KPID NTB, Immanuel Yosua T. Ketua KPID Jawa Timur, Husna Fatayati Dosen UIN NTB mengunjungi Suara Surabaya, Senin (7/10/2024). Foto: Arvin Fayruz Mg suarasurabaya.net

Dalam kunjungan itu, Ajeng ditemani jajaran pengurus KPID NTB, praktisi media di NTB, dengan diantar Immanuel Yosua Tjiptosoewarno Ketua KPID JATIM.

Ajeng mengaku, begitu memasuki kantor Radio Suara Surabaya di Jalan Raya Bukit Darmo No. 22-24 Surabaya, dia bersama rombongannya tak bisa berhenti terpana.

“Ternyata beda banget, mulai dari kami masuk, seperti apa konsepnya, kita jadi percaya ada orang yang masih dengar radio begitu, bukan cuma pas bulan puasa percaya sama radio karena dengar adzan maghrib,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Husna Fatayati dosen Universitas Islam Negeri (UIN) NTB menambahkan kalau dirinya juga terkesima bagaimana Suara Surabaya tidak hanya memberikan informasi dan hiburan, tetapi juga solusi kepada masyarakat.

“Konsep citizen journalism-nya itu juga bagus, luar biasa. Saya melihat SDM di sini tidak hanya sekadar bisa bersiaran, tapi juga punya ilmu jurnalistik. Kerjanya sudah seperti FBI aja. Local wisdomnya itu bener-bener kuat dan perlu diteladani di radio-radio kami,” ucap Husna.

Sementara Afifuddin Adnan mantan penyiar TV yang juga anggota KPID NTB mengatakan, sudah sepatutnya Suara Surabaya menjadi role model radio lembaga penyiaran, tidak hanya di Nusantara Tenggara Barat tapi juga Indonesia.

“Bahkan saya mengikuti beberapa kali di platform sosial medianya, Radio Surabaya ini luar biasa, karena kita lihat justru dalam penyampaian atau penyajian informasi itu sangat cepat, tetapi juga bisa akurat,” ujarnya.

Menurutnya, kecepatan dan keakuratan kadang menjadi hal yang tumpang tindih. “Kecepatan belum tentu tepat, ketepatan tidak bisa cepat. Tetapi Radio Surabaya ini punya itu dua-duanya,” pungkasnya. (nis/bil/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Senin, 7 Oktober 2024
28o
Kurs