Senin, 25 November 2024

Ratusan ABK Down Syndrome Rayakan Hari Batik Nasional Sambil Pamer Karya Buatan Sendiri

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Salah satu anak dengan down syndrome, tampil percaya diri berlanggak-lenggok di atas panggung, memerkan kain batik buatan sendiri, Kamis (3/10/2024). Foto: Akira suarasurabaya.net

Sekitar 100-an anak berkebutuhan khusus down syndrome ikut merayakan Hari Batik Nasional, yang jatuh pada 2 Oktober kemarin, lewat kegiatan pentas seni dan pameran yang digelar hari ini, Kamis (3/10/2024).

Leo Arif Budiman Founder Disabilitas Berkarya mengatakan, pameran ini merupakan hasil karya batik anak-anak down syndrome yang sudah dikerjakan sejak Juni 2024 lalu.

“Jadi sejak Juni, kami sudah mulai mengerjakan kain-kain batik untuk acara hari ini. Kurang lebih, ada 20 batik yang dipamerkan untuk dilelang,” terang Leo saat ditemui di sela-sela acara yang berlangsung di Shangri-La Hotel Surabaya, Kamis (8/10/2024).

Leo menjelaskan, tidak ada motif khusus yang harus dikerjakan oleh anak-anak. Dia membiarkan mereka berekspresi lewat lilin dan warna-warna untuk kain batik.

“Karena bagi anak down syndrome, membatik berfungsi untuk melatih motorik anak. Sehingga kami hanya perlu mengawasi saja,” ungkapnya.

Anak-anak dengan down syndrome ikut merayakan Hari Batik Nasional. Meraka tampil dengan memamerkan batik hasil karya sendiri, Kamis (3/10/2024). Foto: Akira suarasurabaya.net

Kain-kain batik yang dikreasikan oleh anak-anak, kata Leo, berasal dari sisa sprei berbahan linen.

“Kain itu kami dapat dari Shangri-La Hotel Surabaya yang bekerja sama dengan kami. Jadi, kain sprei yang sudah tidak terpakai, dicuci dulu, baru kemudian dipakai untuk wahana kreasi anak-anak,” jelasnya.

Sementara itu, Endah perwakilan dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome Jawa Timur (POTADS Jatim) mengaku senang dengan kegiatan positif ini.

Bahkan, dia mengatakan kalau anak-anak sangat excited dengan adanya program membatik.

“Mungkin bagi mereka, membatik ini seperti permainan baru. Jadi mereka sangat senang ketika belajar hal baru,” tuturnya.

Bersamaan dengan Down Syndrome Awareness Month (DSAM) selama Oktober ini, Endah mengaku, memiliki anak dengan down syndrome menjadi tantangan tersendiri baginya.

Karena, dia harus menjadi lebih sabar lagi dalam mendampingi anaknya.

“Kami ditantang untuk jadi lebih sabar dalam menghadapi dan mendampingi anak-anak down Syndrome untuk lebih mandiri. Mau sampai kapan pun, itu tetap anak yang kita lahirkan dan dititipkan Tuhan pada kita,” tandasnya. (kir/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs