Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 1, tidak ambil pusing soal elektabilitas yang menunjukkan urutan paling buncit dalam Pilkada 2024.
Menurut Luluk, hasil survei Indikator Politik muncul sesaat dia baru melakukan pendaftaran.
“Survei itu yang dilakukan oleh Indikator pada saat setelah pendaftaran. Jadi ya nggak apa-apa. Itu sebagai cermin saja buat kami,” kata Luluk dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (1/10/2024).
Hasil itu, kata Luluk, harusnya menjadi cermin dan penanda bahwa mesin partai pengusungnya, PKB, harus bekerja lebih keras lagi.
“Pada saat survei dilakukan, kami baru saja melakukan konsolidasi di 38 kabupaten/kota itu juga bukan waktu yang sebentar. Tapi Alhamdulillah dalam waktu sekitar satu minggu atau hampir 10 hari kami bisa menyelesaikan konsolidasi itu dengan tuntas,” ungkapnya.
Luluk yakin, jika survei itu kembali dilakukan, bukan tidak mungkin elektabilitasnya dengan Lukman bisa terdongkrak naik.
“Seandainya sekarang kita lakukan survei lagi, saya yakin kondisinya berbeda. Jadi yang dilakukan Poltracking dan Indikator itu memang pada awal-awal kami pendaftaran. Dan itu hal yang wajar,” jelas Luluk.
Luluk mengaku tidak kaget dengan hasil survei dari beberapa lembaga. Karena menurutnya, mereka selalu punya nuansa dan tendensi tertentu.
Mantan anggota DPR RI periode 2019-2024 itu mengatakan, hasil survei yang sudah dirilis dua lembaga survei sekaligus menjadi pemicu mereka untuk terus turun ke masyarakat.
“Kami ini nggak punya beban apa pun, mau kata survei, justru kami pakai cermin, lumayan kan gratis kami nggak perlu survei sendiri, karena kalau survei kan mahal. Nah, yang ada saja kami lihat, kami jadikan pelajaran untuk sebaran-sebaran kekuatan misalnya, incumbent di mana, kemudian PKB di mana, dan kemudian calon lain dimana,” ucapnya.
Setelah ini, Luluk yakin elektabilitasnya akan semakin meningkat. Pasalnya mesin politik PKB di Jatim masih panas setelah menjadi partai pemenang di Jatim pada Pemilu 2024 Februari lalu.
Adapun dalam survei Pilgub Jatim terbaru, Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Luluk-Lukman berada di angka 2,2 persen. Berada di bawah Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak 61,2 persen, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) 26,0 persen.
Sementara dalam survei Poltracking Indonesia yang dirilis lebih dulu, elektabilitas Khofifah-Emil mencapai 57,3 persen, Risma-Gus Hans 22,7 persen, sementara Luluk-Lukman meraih angka 2,2 persen.(kir/iss/ipg)