Anung Suprayitno Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Jatim) mengatakan pada musim penghujan nanti, terdapat indikasi dan potensi munculnya La Nina dalam level lemah pada Oktober mendatang.
Hal tersebut diketahui setelah tim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jatim melakukan pemantauan suhu di Samudera Pasifik.
“Kamu menemukan adanya anomali negatif, yang mengindikasikan bahwa di sana (Samudera Pasifik) suhunya sedang mendingin. Artinya ada indikasi dan potensi munculnya La Nina,” terangnya dalam online meeting, Senin (30/9/2024).
Meski intensitas La Bina terdeteksi lemah, lanjut Anung, hal itu tidak boleh disepelekan.
“Karena meski intensitasnya lemah, tapi ada faktor lain yang muncul seperti hujan dengan intensitas kuat dan trigger cuaca lain. (Jadi) bukan berarti La Nina tidak memabahayakan,” ungkap Anung.
Anung mengungkapkan, masyarakat yang tinggal di daerah dengan potensi hujan curah besar, patut meningkatkan kewaspadaan.
Menurut data yang dirilis BMKG Jatim, ada 23 zona musim (ZOM) atau 31,1 persen di Jatim yang diprediksi mengalami hujan curah besar atau di atas normal.
Di antaranya, Bangkalan, Banyuwangi, Kabupaten dan Kota Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Surabaya, Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Malang, Nganjuk, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Sumenep, Tuban, dan Tulungagung. (kir/saf/ipg)