Jumat, 22 November 2024

Retno Marsudi di Majelis Umum PBB: Bagaimana Mungkin Kita Percaya Pidato Damai Netanyahu?

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Retno Marsudi berpidato untuk terakhir kalinya sebagai Menteri Luar Negeri RI, pada Sesi Debat Umum Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (28/09/2024). Foto: Antara

Retno Marsudi Menteri Luar Negeri (Menlu) RI merespons pidato Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel saat Sesi Debat Umum Sidang ke-79 Majelis Umum PBB.

Jadwal pidato keduanya berselang satu hari hari. Netanyahu berada di podium Majelis Umum pada Jumat (27/9/2024). Sehari kemudian pada Sabtu (28/9), Retno menyampaikan pesannya pada forum yang sama di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat.

“Kemarin Netanyahu PM menyatakan, ‘Israel ingin damai…’, ‘Israel mendamba perdamaian’. Apa benar? Bagaimana mungkin kita akan percaya pernyataan itu?” kata Menlu RI seperti dilansir Antara.

“Kemarin, saat dia di sini, Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap Beirut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Netanyahu PM ingin perang berlanjut. Kita harus menghentikannya, sekali lagi, kita harus menghentikannya,” tegas Retno dalam pidato terakhirnya jelang lenser sebagai Menlu RI di Sidang PBB itu.

Menurut Retno, jalan yang harus diambil negara dunia adalah memberikan tekanan kepada Israel untuk kembali ke jalan keluar politis, Solusi Dua Negara.

Pernyataan Menlu tersebut kemudian mendapat sambutan riuh tepuk tangan dari para delegasi yang hadir.

Retno kemudian menekankan lagi sejumlah hal yang bisa dan harus dilakukan oleh negara-negara dunia secara kolektif, sebagaimana yang juga dia sampaikan dalam forum-forum PBB lainnya.

“Saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukannya sekarang juga! Jika masing-masing dari kita melakukannya, saya yakin hal ini akan berdampak,” ujar Menlu.

Dia menambahkan bahwa pengakuan terhadap Palestina berarti menginvestasikan sebuah dunia yang lebih damai, adil, dan berperikemanusiaan.

Selain itu, Retno menyebut pihak yang paling mampu untuk menghentikan kekejaman Israel terhadap Bangsa Palestina adalah Dewan Keamanan PBB.

“Mandat Dewan Keamanan adalah untuk menjaga dan menciptakan perdamaian, bukan menjaga dan memperpanjang masa perang, atau bahkan lebih buruk lagi yaitu mendukung pelaku kekejaman,” ujar Retno. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs