Sabtu, 23 November 2024

Kelainan Jantung Janin Bisa Dideteksi pada Trimester Pertama Kehamilan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi - Tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya. Foto: Shutterstock Ilustrasi - Tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya. Foto: Shutterstock

dr. William Makdinata, Sp.BTKV, FIATCVS, dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular lulusan Universitas Indonesia (UI) menjelaskan kelainan jantung bawaan pada janin mulai bisa dideteksi pada trimester pertama kehamilan.

“Jantung ini sebenarnya di trimester pertama itu sudah mulai terbentuk dan sudah mulai berkembang. Biasanya memang beberapa kelainan yang kompleks itu baru akan kelihatan di akhir trimester pertama sampai trimester ketiga,” katanya dalam sebuah diskusi daring yang dilaporkan Antara, Jumat (27/9/2024).

Apabila bayi yang telah lahir terindikasi memiliki kelainan jantung bawaan, William menganjurkan untuk segera membawanya ke dokter jantung anak. Nantinya, dokter jantung anak akan berkonsultasi dengan dokter bedah toraks kardiovaskular untuk menentukan tindakan penanganan selanjutnya, termasuk opsi operasi bedah.

Akan tetapi, ia menerangkan tidak semua kelainan jantung bawaan harus ditangani dengan langkah operasi. Untuk penyakit jantung bawaan yang tidak biru umumnya hanya menjalani kontrol dan observasi secara berkala. Sedangkan apabila penyakit jantung bawaan bersifat kompleks atau biru, perlu tindakan pembedahan.

“Pada umumnya, kelainan kompleks itu butuh tindakan pembedahan. Kalau yang simpel, penyakit tertentu itu kita bisa observasi berkala seperti PDA, kadang-kadang bisa tutup sendiri,” terangnya.

Kementerian Kesehatan menyebut, menurut data perkiraan jumlah belum terlihat adanya tren peningkatan yang signifikan untuk kasus penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir.

Namun demikian, Siti Nadia Tarmizi Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kementerian Kesehatan mengatakan, saat ini ada sekitar 12 ribu anak Indonesia yang mengalami kelainan jantung. Oleh karena itu, dia menambahkan, perlu adanya tindakan pertolongan segera, seperti dengan operasi jantung.

Nadia mengatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kelainan genetik dari kedua orang tua yang punya penyakit jantung, obat-obatan teragogenik. Selain itu, gaya hidup orang tua juga berpengaruh, seperti kebiasaan mengonsumsi obat-obatan herbal, terutama saat kehamilan.(ant/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs