Sabtu, 23 November 2024

Infeksi Influenza Selama Kehamilan Tingkatkan Risiko Kejang pada Anak

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi Ibu hamil. Foto : Thinkstock

Penelitian baru menunjukkan bahwa tertular infeksi influenza selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kejang pada anak.

Dikutip dari Medical Daily, Jumat (27/9/2024), selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh lebih lemah, sehingga ibu lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi ini dapat melewati plasenta dan membahayakan bayi yang menyebabkan masalah serius seperti lahir dalam keadaan meninggal, cacat, kelahiran prematur, atau masalah kesehatan pada bayi baru lahir, seperti masalah pernapasan, kerusakan otak, dan pertumbuhan yang buruk.

Studi terbaru yang diterbitkan di Jama Network meneliti bagaimana infeksi influenza seorang ibu selama kehamilan memengaruhi resiko anaknya mengalami berbagai jenis kejang selama masa kanak-kanak.

Kejang adalah lonjakan aktivitas listrik tak terkendali secara tiba-tiba di otak, yang menyebabkan perubahan sementara pada gerakan otot, perilaku, sensasi, atau kesadaran .

Para peneliti secara khusus mengamati 1.316.107 pasangan ibu-anak dan memeriksa risiko epilepsi dan kejang demam. Di antara 75.835 anak yang ibunya mengalami infeksi influenza selama kehamilan, 3,2% mengalami kejang selama periode tindak lanjut.

Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil, para peneliti menemukan bahwa terdapat peningkatan resiko sebesar 9% untuk semua jenis kejang pada anak-anak yang ibunya terkena influenza selama kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak. Risiko kejang demam sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 11%, sedangkan untuk epilepsi, terdapat peningkatan risiko sebesar 4% yang tidak signifikan.

Studi ini juga mencatat prevalensi plasenta previa atau solusi plasenta yang sedikit lebih tinggi pada kelompok influenza dibandingkan dengan kelompok kontrol (1,6% vs 1,4%).

“Hasil studi kohort ini menunjukkan bahwa infeksi influenza ibu selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan resiko kejang pada anak, terutama kejang demam, tetapi tidak dengan epilepsi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan mekanisme yang mendasari perkembangan neurologis anak,” tulis para peneliti.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa mendapatkan vaksinasi flu selama kehamilan tidak hanya melindungi ibu dari infeksi selama dan setelah kehamilan, tetapi juga melindungi bayi di bulan-bulan awal kehidupan.

Sebuah penelitian dari tahun 2013 menunjukkan bahwa vaksinasi mengurangi risiko flu pada ibu hamil hingga 50% selama musim flu 2010–2012. Penelitian lain pada tahun 2018 menemukan bahwa vaksinasi flu menurunkan risiko rawat inap akibat flu hingga 40% pada ibu hamil. Vaksinasi juga membantu melindungi bayi baru lahir dari penyakit terkait flu dan rawat inap saat mereka terlalu muda untuk divaksinasi. (nis/ham/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs