PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 5 terus mendorong pengembangan potensi wisata kebun teh dan pabrik pengolah di Wonosari, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Kebun seluas 550 hektar yang sudah ada sejak tahun 1901 punya beragam potensi wisata, di antaranya seperti mess yang disulap menjadi cottages untuk disewakan kepada wisatawan. Selain cottages, juga dibangun Hotel Rolas dengan kapasitas 64 kamar.
Regi Irawan Kabag Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 5 mengatakan, hal tersebut untuk menyulap Kebun Teh Wonosari sebagai destinasi agrowisata.
“Khusus Kebun Teh Wonosari ini kami memang mengoptimalisasikan aset agar bisa memberi kontribusi melalui pemanfaatan lahan untuk agrowisata,” kata Regi di sela-sela Press Gathering di Kebun Teh Wonosari, Lawang, Kabupaten Malang, Selasa (25/9/2024).
Tentu, di sektor kebun juga ada peningkatan. Di antaranya dibangun spot wisata Bukit Kuneer yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk menikmati momen matahari terbit. Hingga melihat langsung aktivitas para petani memetik teh.
“Tidak hanya hotel kami juga menghadirkan eduwisata dan wisata sport untuk wisatawan. Dan terakhir kami mengembangkan spot wisata di bukit Kuneer dan kafe Arjuno Geopark (Agape),” ujarnya.
Dia berharap dari sektor pegembangan Agrowisata bisa meningkatkan pendapatan PTPN I khususnya di lingkungan Regional 5 ini. Tahun ini Agrowisata Teh Wonosari ditarget bisa memberikan pendapatan Rp 11,8 miliar.
Sementara untuk sektor produksi teh, Danang Joko Prasetyo, Manager Kebun Teh Wonosari menyebut saat ini pihaknya mengembangkan varietas untuk meningkatkan produksi teh.
Bahkan, Kebun Teh Wonosari mampu menghasilkan 1.200 ton teh dari kebun seluas 550 hektar itu. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 40 persen dari 2018.
“Sebab pada 2018 produksi teh hanya 800 ton ” terang Danang.
Teh yang diproduksi oleh pabrik Wonosari sebagianbesar diekspor ke Asia Tengah seperti Cina, Jepang, India dan Korea. Sementara sebagiankecil produksi dipasarkan untuk pasar domestik. (bil/iss)