Minggu, 24 November 2024

10 Universitas Indonesia dan 5 Universitas Australia Bekerja Sama Tingkatkan Kualitas Pendidikan Guru

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Nunuk Suryani Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam peluncuran kerja sama Pendidikan Guru Indonesia-Australia (PGIA) untuk meningkatkan kualitas pendidikan guru di kedua negara, Selasa (24/9/2024) di Jakarta. Foto: istimewa

Sebanyak 15 universitas dari Indonesia dan Australia menjajaki pembentukan kerja sama Pendidikan Guru Indonesia-Australia (PGIA) untuk meningkatkan kualitas pendidikan guru di kedua negara. Peluncuran kerja sama ini berlangsung di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Dalam sambutannya, Nunuk Suryani Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan bahwa melalui berbagai program prioritas, Ditjen GTK terus berkomitmen untuk menjadikan profesi guru lebih bermartabat, terhormat, menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran dan agen transformasi pendidikan, serta membina kerja sama guna menciptakan ekosistem pembelajaran bagi guru dan tenaga kependidikan.

“Sebagai dua negara sahabat, Indonesia maupun Australia sama-sama menempatkan pentingnya pendidikan dan pengembangan kompetensi guru guna mewujudkan pengajar yang kompeten dan profesional. Untuk itu, kerja sama ini menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan praktik baik dalam pendidikan guru,” ungkap Nunuk Suryani.

Nunuk menambahkan, peluncuran kerja sama ini merupakan hasil rekomendasi dari studi banding yang dilakukan ke Australia pada tahun 2022 lalu.

Dengan majunya sistem pendidikan di Australia, Nunuk menyebut perlunya penguatan kerja sama antar kedua negara, khususnya pemberian beasiswa atau kesempatan belajar bagi guru sebagai kebijakan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas guru di Indonesia.

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah terlibat dalam mewujudkan kerja sama ini. Dengan kolaborasi ini, semoga kita dapat membangun kerja sama yang kuat dan saling menguntungkan untuk pendidikan guru di kedua negara guna memberikan pembelajaran berkualitas bagi peserta didik kita,” pungkas Nunuk.

Dalam kesempatan yang sama, Iwan Syahril Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) menyoroti tentang keberhasilan sebuah kolaborasi.

Menurutnya, kolaborasi yang sukses adalah bagaimana menghasilkan inovasi yang mampu memahami dan menyelesaikan tantangan kontekstual yang dihadapi.

“Kami merasa bahwa dengan bermitra bersama universitas di Australia akan menghasilkan inovasi yang membentuk sebuah ekosistem dan transformasi, khususnya mendongkrak peningkatan guru dan sistem pembelajaran bagi peserta didik,” ujar Iwan.

Iwan menyebut, dengan fokus pendidikan guru, kolaborasi ini juga diharapkan mampu menciptakan para guru-guru hebat yang membantu peserta didik mengembangkan potensinya. Selain itu, dengan kemitraan ini Iwan juga berharap dapat memperkuat ekosistem di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

“Peran guru adalah sangat penting dalam sistem pembelajaran, pada implementasi Kurikulum Merdeka kami menginginkan hadirnya inovasi dari para guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik. Semoga hal ini akan berdampak besar untuk dunia pendidikan Indonesia dan membuat guru-guru Indonesia terus belajar serta melahirkan inovasi untuk kemajuan pendidikan,” tutur Iwan.

Selanjutnya, Abdul Haris Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah positif menuju peningkatan standar pendidikan guru di Indonesia.

Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kolaborasi ini menjadi momentum Indonesia dalam membangun fondasi dan memastikan generasi guru masa depan dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi tantangan pendidikan yang modern.

“Ke depannya, universitas-universitas Indonesia akan bekerja sama erat dengan mitra Australia untuk mengembangkan pendekatan inovatif yang akan meningkatkan program pelatihan guru. Kemitraan ini akan memberikan kesempatan untuk bertukar pengetahuan, melakukan penelitian bersama, dan berbagi praktik baik. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa sistem pendidikan kita tetap kompetitif secara global,” ujar Abdul Haris.

Abdul Haris berharap, kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan guru, namun juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi secara keseluruhan.

“Semoga kolaborasi ini menghasilkan dampak positif dan membuat kesuksesan berkelanjutan dari kemitraan Indonesia Australia dalam bidang pendidikan,’’ imbuh Abdul Haris.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Penny Williams PSM Duta Besar Australia untuk Indonesia, dan Professor Jennifer Westacott AO Australian Business Champion for Indonesia.

Dalam sambutannya, Jennifer Westacott AO, mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dalam kerangka kerja sama Indonesia dan Australia.

Berbagai kerja sama lain juga telah dilakukan kedua negara untuk bersama-sama mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas.

“Kerja sama ini akan menyediakan platform untuk kolaborasi yang lebih besar dalam menghasilkan guru-guru hebat, mendukung guru untuk berhasil bertransisi ke profesinya, dan memastikan guru dapat belajar dan menerapkan praktik terbaik, dan ini akan berdampak besar pada peserta didik,” ucap Jennifer.

Jennifer mengungkapkan, untuk mempersiapkan guru melangkah ke ruang kelas dengan percaya diri dan sukses bergantung pada pendidikan guru yang berkualitas, dan hal tersebut menggarisbawahi peran penting yang dimainkan universitas dalam mengembangkan pendidik berkualitas tinggi yang membimbing dan membekali generasi mendatang dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan lebih banyak guru yang berkualitas tinggi dan Australia menyambut baik dan ingin membantu Indonesia menyusun strategi untuk mengatasi kekurangan guru dan kompetensi guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

“Ini bukan sekadar investasi pada individu atau lembaga. Ini adalah investasi untuk masa depan Indonesia. Melalui upaya bersama kita, kita dapat memberikan dampak yang langgeng pada peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran siswa di Indonesia. Hal ini akan memperkuat kapasitas Indonesia untuk mengelola transformasi ekonomi dan teknologi besar yang sedang berlangsung di sini,” pungkas Jennifer.

Adapun perwakilan universitas yang hadir pada acara ini dari Indonesia adalah Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Padang, Universitas Sanata Dharma, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Medan, dan Universitas Negeri Manado. Sementara itu, perwakilan universitas dari Australia yang hadir adalah Western Sydney University, Deakin University, Central Queensland University, University of Adelaide dan University of Newcastle.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs