Jumat, 22 November 2024

Menkumham Tegaskan Tidak Ada Toleransi untuk Petugas Lapas yang Terlibat Narkoba

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Supratman Andi Agtas Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Foto: Antara.

Supratman Andi Agtas Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) menegaskan tidak ada toleransi kepada seluruh petugas yang terlibat dalam penggunaan maupun peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan (lapas).

“Tidak ada toleransi yang terkait dengan penggunaan narkoba,” ujar Supratman dilansir dari Antara, Selasa (24/9/2024).

Supratman memastikan akan langsung memberi sanksi kepada petugas dan jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang terindikasi menggunakan narkoba, apalagi yang menjadi bagian dari jaringan peredaran narkoba. “Pasti langsung kami beri sanksi,” ucapnya.

Ketika disinggung apakah sudah menemukan keterlibatan petugas lapas dalam kasus narkoba, Supratman merujuk pada 11 petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan yang diperiksa terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) seorang bandar narkoba bernama Hendra.

“Narkoba di lapas itu hilir, bukan hulu. Kami menjadi garda terdepan yang ke depannya untuk memberantas (peredaran narkoba) itu,” ujar Supratman.

Sebelumnya, pada Juli 2024, Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri memeriksa 11 petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tarakan terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) seorang bandar narkoba bernama Hendra.

Pihak Lapas Kelas IIA Tarakan membenarkan 11 anggotanya yang diperiksa Bareskrim Polri, atas dugaan keterlibatan dalam TPPU dengan tersangka Hendra.

Lebih lanjut, pada Rabu (18/9/2024), Bareskrim Polri mengungkap tindak pidana pencucian uang dari hasil peredaran narkotika dengan barang bukti berupa aset seperti tanah, kendaraan, uang tunai, dan lainnya senilai sekitar Rp221 miliar.

Wahyu Widada Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi menjelaskan pengungkapan tindak pidana pencucian uang (TPPU) ini bermula dari informasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM yang curiga terhadap salah satu narapidana kasus narkotika di Lapas Tarakan berinisial HS.

Wahyu menambahkan dari hasil analisis keuangan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), perputaran uang selama beroperasi melakukan jual beli narkoba yang dilakukan kelompok HS mencapai Rp2,1 triliun.

Kabareskrim melanjutkan sebagian uang hasil jual beli narkoba digunakan membeli aset untuk menyamarkan hasil kejahatan berupa 44 bidang tanah dan bangunan, 21 unit kendaraan roda empat, 28 unit kendaraan roda dua, enam unit kendaraan laut, dua unit kendaraan jenis ATV, dua buah jam tangan mewah, uang tunai Rp1,2 miliar, dan deposito Rp500 juta.

“Untuk total aset yang disita dari TPPU oleh HS senilai Rp 221 miliar,” katanya. (ant/nis/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs