Belasan seniman serta kolektor artefak asal Jawa Timur dan Jawa Tengah memamerkan ratusan peninggalan rahasia pertama kali dalam First Annual and Artifact Exhibition di Resto Nine Kota Surabaya mulai Jumat (20/9/2024) malam.
Noor Ibrahim, seniman asal Yogyakarta sekaligus penyelenggara pameran menyebut, pameran pertama kali ini mengangkat tema besar The Secret of Archipelago.
Tujuannya memberi pesan pada semua seniman agar tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
“Ini yang pertama dan akan saya bikin pameran berkala tiap tahun di Surabaya,” katanya, Jumat (20/9/2024).
Salah satu cara menjaga akar budaya, melestarikan artefak atau peninggalan sejarah Indonesia.
“Mulai besar Candi Borobudur, Prambanan dan ratusan Candi Wilwatikta Majapahit,” tuturnya lagi.
Tak hanya artefak besar, tapi juga artefak kecil yang dikoleksi oleh para kolektor.
“Ini harus dibuka, mulai dibicarakan dan jadi isu kekayaan nusantara,” imbuhnya.
Seperti yang ditampilkan di pameran ini artefak Tiongkok dan Belanda. Mulai terakota, perunggu, topeng, keris, batik, hingga furnitur.
“Seniman negeri kita akan punya akar budaya jelas dan identitas jelas ketika pergi ke internasional,” tegasnya.
Pameran selama sebulan hingga 20 Oktober 2024 itu, juga ingin mengajak pemerintah bekerjasama untuk mengabadikan koleksi ke museum atau galeri nasional.
“Kalau koleksi ini dibeli kolektor internasional gitu aja bukti ke generasi muda, orang-orang Postugis, Tiongkok, Yaman datang ke sini, mana,” tambahnya.
Udi Mensana, salah satu kolektor artefak Tiongkok menyebut, akan membawa 50 koleksi mayoritas porselen peninggalan kerajaan.
“Ada batu, perunggu. Artefak Tiongkok itu barang kerjaan imperial, porselen itu kita imperial, perunggu ribuan tahun lalu, pedang juga. Sebagian batu berusia ratusan tahun,” ucapnya. (lta/iss)