Kelompok militan Hizbullah telah berjanji untuk membalas Israel setelah serangkaian ledakan pager di seluruh Lebanon pada Selasa (18/9/2024) kemarin.
Ledakan tersebut menewaskan sembilan orang dan melukai hampir 3.000 lainnya, termasuk pejuang Hizbullah dan utusan Iran di Beirut.
Dilansir dari Reuters, Ziad Makary Menteri Informasi Lebanon mengecam ledakan pager, perangkat genggam yang digunakan Hizbullah dan kelompok lain di Lebanon untuk berkomunikasi, sebagai agresi Israel.
Hizbullah menyatakan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang setimpal” atas serangan tersebut.
Militer Israel, yang sedang terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan dengan Hizbullah sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober tahun lalu, enggan memberikan komentar mengenai ledakan ini.
Jumlah korban tewas telah meningkat dari delapan menjadi sembilan pada Selasa malam. Sementara itu, jumlah korban luka tetap 2.750, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa di antara korban tewas terdapat sedikitnya dua pejuangnya dan seorang gadis muda.
Ledakan terjadi di Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh, dan Lembah Bekaa timur, di mana semuanya merupakan wilayah yang dikuasai Hizbullah.
Dalam salah satu insiden, rekaman video pengawasan menunjukkan sebuah perangkat genggam yang diletakkan di sebelah kasir di sebuah toko kelontong meledak.
The New York Times melaporkan bahwa Israel menyembunyikan bahan peledak di pager buatan Gold Apollo dari Taiwan sebelum diimpor ke Lebanon. Bahan peledak tersebut disisipkan di samping baterai dengan sakelar yang dapat dipicu dari jarak jauh.
Hamas kelompok militan Palestina, yang juga berperang dengan Israel di Gaza, menyebut ledakan pager ini sebagai “eskalasi” yang akan membawa Israel pada “kegagalan dan kekalahan.”
Jeanine Hennis-Plasschaert Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai “eskalasi yang sangat memprihatinkan” dalam konflik ini.
Washington menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dan tidak mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
AS kembali mendesak penyelesaian diplomatik untuk mengatasi ketegangan antara Israel dan Lebanon, serta meminta Iran untuk tidak memanfaatkan insiden ini untuk meningkatkan ketidakstabilan. (saf/iss)