Jumat, 22 November 2024

Risma Soroti Berbagai Permasalahan di Jatim yang Harus Dibenahi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Tri Rismaharini Menteri Sosial (Mensos) RI saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/3/2024). Foto: Antara

Tri Rismaharini Bakal Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim), menyoroti sejumlah permasalahan di Jatim ketika menggelar pertemuan di Surabaya pada Sabtu (14/9/2024).

Mantan Wali Kota Surabaya itu menyatakan bahwa prioritas utama yang harus dibenahi di Jawa Timur adalah faktor kesejahteraan.

Kata Risma, pemerintah provinsi di periode selanjutnya harus menciptakan sistem ekonomi yang bisa memberi dampak sosial ke masyarakat.

Penyelesaian masalah kesejahteraan masyarakat ini, harus menggerakkan perekonomian yang lebih besar.

“Kalau bilang kesejahteraan, kita harus (lihat) masalah ekonomi secara luas. Saya nggak bisa kalau ngomong kesejahteraan ya ciptakan lapangan pekerjaan. Bukan itu. Tapi bagaimana seluruh sistem perekonomian itu betul-betul berjalan,” kata Risma dalam keterangannya, Minggu (15/9/2024).

Permasalahan selanjutnya yang disoroti Risma adalah banyaknya korban Pekerjaan Migran Ilegal (PMI) yang jumlahnya mencapai ratusan orang di Jatim.

“Kalau lihat ada TPPO, ada pekerja migran. Kemarin ada berapa ratus PMI nya dari Jawa Timur,” ungkapnya.

Kemudian di sektor kesehatan, Risma bilang, masih banyak masyarakat yang terjangkit penyakit dengan rentang pengobatan waktu cukup lama, misalnya seperti penyakit kusta hingga stunting.

“Kemudian penyakit kusta yang angkanya cukup besar (Jawa Timur), di Indonesia paling besar. Kemudian ada kebutaan, stunting,” imbuhnya.

Mantan Menteri Sosial RI itu juga menyoroti soal banjir di berbagai daerah di Jawa Timur karena faktor kerusakan alam yang disebabkan manusia. Kata Risma, dampak dari bencana banjir itu bisa menghambat sektor pertanian.

Lalu yang terakhir, Risma menyampaikan bahwa pendidikan terutama pondok pesantren di Jawa Timur masih kurang diperhatikan.

“Pendidikan disini juga banyak pondok-pondok kecil yang perlu diperhatikan. Dan di pondok kecil itu justru banyak anak yatim, banyak anak orang miskin. Karena mereka bermimpi tidak bisa sekolah yang bagus akhirnya ya sudah di pondok-pondok kecil itu,” tandansya. (wld/bil/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs