Luluk Nur Hamidah Bakal Calon Gubernur Jawa Timur menyebut Pasar Induk Puspa Agro milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) terbengkalai dan memprihatinkan.
Pernyataan itu disampaikan Luluk saat mengunjungi Pasar Puspa Agro dan melihat kondisi bangunan serta berbincang-bincang dengan para pedagang di sana, Rabu (11/9/2024) hari ini.
Luluk menyebut Puspa Agro sebagai pasar induk yang dibangun dengan klasifikasi kelas Asia Tenggara, mestinya bisa memberi ruang kepada para petani dan peternak supaya hasil produksinya mudah terjual.
Sehingga, lanjut politisi PKB itu, bisa berdampak pada meningkatnya taraf perekonomian masyarakat serta kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jatim.
“Harusnya ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi. Saya menyayangkan gubernur yang tidak memberikan perhatian serius apa yang sudah pernah ditanam, tapi kemudian dibiarkan tidak berkembang, dibiarkan layu dan pelan-pelan mati ya. Sementara ini semua adalah uang rakyat,” ucap Luluk.
Menurut Luluk, keberadaan Puspa Agro sebetulnya sangat potensial untuk mengangkat perekonomian masyarakat. Sebab, di Jatim terdapat sejumlah infrastruktur penunjang ekonomi.
Salah satunya adalah keberadaan pelabuhan di berbagai wilayah Jatim untuk pendistribusian barang produksi petani dan peternak. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar nasional.
“Kalau ini semuanya lancar ya pasti produktivitas dari masyarakat Jawa Timur juga akan semakin meningkat. Karena apa? ada kebutuhan dari wilayah lain,” imbuhnya.
Karenanya, apabila mendapat kepercayaan memimpin Jawa Timur, Luluk mengatakan dirinya bakal memberi perhatian serius terhadap keberadaan Puspa Agro.
Luluk menyebut bakal menghidupkan kembali Pasar Puspa Agro yang memiliki lahan seluas 50 hektare itu supaya tidak terbengkalai dan memiliki nilai manfaat yang rendah.
“Mau tidak mau meskipun itu harus dengan anggaran, dengan usaha yang ekstra, ya kita harus hidupkan lagi gitu ya,” ujarnya.
Anggota DPR RI itu juga mengaku kecewa terhadap pemprov yang terkesan bodo amat dengan kondisi Puspa Agro saat ini. “Intinya saya kecewa karena 5 tahun dibiarkan mangkrak,” tegas Ning Luluk.
Menurutnya, Puspa Agro bukan hanya sekadar bangunan saja yang diambil dari APBD Jatim. Jauh dari itu, keberadaan Puspa Agro merupakan mode perekonomian yang memberikan harapan kepada hajat hidup orang banyak.
“Ini tentang manusia, tentang orang-orang yang dulu mereka bekerja di sini. Mereka menjadi bagian dari ekosistem dengan adanya Puspa Agro, tetapi dengan tidak diurusnya pasar induk yang mahal ini, akhirnya juga memutus ekosistem yang seharusnya bisa kita kuati dari hulunya sampai hilirnya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Pasar Puspa Agro Sidoarjo merupakan pasar induk modern terbesar di Jawa Timur yang menjual beragam komoditas pertanian yang berlokasi di desa Jemundo Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. (wld/bil/ipg)