Sabtu, 23 November 2024

Mahasiswa Unair Inovasikan Penggerak Mesin Kapal Bertenaga Angin

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Prototipe alat Pro-Gensine (Propulsor and Generator Ship Engine), diantaranya baling-baling angin dan kumparan pembangkit listrik, beserta tiga mahasiswa FST Unair yang membuatnya. Foto: Dok. PKM-KC FST

Tiga mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) berhasil membuat mesin penggerak kapal. Para mahasiswa ini sekaligus membuat pembangkit listrik kapal penangkap ikan dengan menggunakan teknologi berbasis eco-anemo magnetic.

Pembangkit listrik ini memanfaatkan tenaga angin dan magnet untuk menghasilkan sumber energi listrik yang sekaligus sebagai penggerak mesin kapal. Ketiga mahasiswa itu antara lain Eduardus Oldi Kristianto, Leni Manggarsari dan Siti Nurmala.

Laporan keberhasilan mereka yang disusun dengan judul ‘Pro-Gensine (Propulsor and Generator Ship Engine): Dual Mesin Kapal Penangkap Ikan Berbasis Eco-Anemo Mahnetic yang Efisien, Low-Cost dan Ramah Lingkungan’ lolos penyeleksian Dikti.

Eduardus Oldi Kristianto Ketua Tim PKM-KC mengatakan, tim melakukan inovasi ini karena melihat permasalahan yang terjadi di Indonesia. Sebagai negara maritim dengan 70% wilayahnya berupa perairan, tentu saja sebagian besar penduduk Indonesia dengan mata pencaharian sebagai nelayan.

Sedangkan, komponen utama nelayan dalam menangkap ikan diantaranya adalah perahu atau kapal. Dalam moda penangkap ikan tersebut umumnya menggunakan mesin penggerak dan mesin pembangkit berbahan bakar fosil, seperti bensin dan solar. Dengan demikian, menjadikan konsumsi bahan bakar fosil semakin meningkat.

“Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, tidak mustahil cadangan energi fosil di Indonesia akan terancam habis. Selain itu penggunaan bahan bakar fosil, dalam hal ini solar dan bensin, dapat menghasilkan emisi gas buang berbahaya yang kurang ramah lingkungan,” kata Kristianto berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Senin (9/7/2018).

Menurutnya, sgas emisi buang ini jika terakumulasi dalam jumlah besar juga dapat mengganggu ekosistem laut, termasuk ikan-ikan yang ada di dalamnya.

“Berdasar permasalahan itulah muncul gagasan dari kami untuk mencoba membuat alat bernama Pro-Gensine (Propulsor and Generator Ship Engine), mesin penggerak sekaligus sebagai pembangkit listrik di kapal penangkap ikan,” katanya.

Teknologi mesin yang disebutnya berbasis eco-anemo magnetic adalah memanfaatkan tenaga angin dan magnet untuk menghasilkan sumber energi listrik, sekaligus sebagai penggerak mesin kapal.

Prinsip kerja Pro-Gensine yaitu memanfaatkan gaya gerak listrik yang dihasilkan dari pergerakan magnet dengan lilitan kawat yang dibantu dengan tenaga angin. Baru kemudian dapat menghasilkan energi listrik.

Jadi, inovasi Tim PKM-KC Kristianto ini terletak pada sumber energi yang digunakan dan desain alat yang memungkinkan untuk menghasilkan energi penggerak dan pembangkit mesin kapal penangkap ikan yang lebih besar.

Selain itu, Pro-Gensine tidak menggunakan bahan bakar fosil. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja mesin kapal dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh nelayan. Hal ini karena pembuatan alat dan perawatannya yang relatif murah.

Dengan prinsip kerja mesin dan bahan bakar yang digunakan, alat Pro-Gensine ini dapat membantu mempertahankan keberlanjutan lingkungan Indonesia menjadi lebih sehat. Ini dikarenakan mengurangi penggunaan energi fosil (solar dan bensin). Sehingga dapat menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan nelayan sekaligus perekonomian Indonesia.(tna/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs