Sabtu, 23 November 2024

Buka IISF 2024, Jokowi Tekankan Pentingnya Kolaborasi Global Hadapi Perubahan Iklim

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden membuka IISF 2024 yang berlangsung di JCC, Kamis (5/9/2024). Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menekankan pentingnya pelibatan kolaborasi global dalam menangani perubahan iklim. Presiden menyampaikan masalah tersebut tidak dapat terselesaikan apabila dunia masih menggunakan pendekatan ekonomi dan mementingkan egosentris.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024).

“Untuk menyelesaikannya butuh pendekatan yang kolaboratif, butuh pendekatan yang berperikemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan berkembang, dan juga kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil,” ucap Presiden.

Kepala Negara menegaskan, ekonomi hijau tidak hanya mengenai perlindungan lingkungan, tetapi tentang menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Presiden menuturkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai net zero emission melalui berbagai potensi energi hijau.

“Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt. Kami juga memiliki PLTS, PLTS Apung Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia,” jelasnya.

Lebih lanjut, Presiden menjelaskan Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,3 juta hektare yang dapat menyerap karbon secara efektif dan memiliki salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia.

Tapi, Jokowi menekankan hal tersebut tidak dapat memberi dampak signifikan kalau dukungan serta akses riset dan teknologi masih terbatas.

“Semua itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan iklim selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang. Tiga hal itu penting untuk menjadi catatan kita semuanya,” tegasnya.

Dalam forum itu, Presiden mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya global tersebut.

Mantan Gubernur Jakarta itu berharap forum IISF dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk berkolaborasi menghadapi tantangan iklim global.

“Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau, untuk memberikan akses energi hijau yang berkeadilan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan,” tutur Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.

Kemudian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Tampak hadir juga Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof, dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean. (rid/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs