Jumat, 29 November 2024

10 Inovasi Kemenag untuk Ibadah Haji Tahun Ini

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Kemenag

Kementerian Agama (Kemenag) akan menerapkan 10 inovasi pada penyelenggaraan ibadah haji 1439 Hijriah/2018 Masehi.

Faridhul Ilmi Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Jawa Timur mengatakan, inovasi ini merupakan upaya peningkatan kualitas pembinaan, penyelenggaraan, dan perlindungan bagi jemaah haji.

1. Percepatan keimigrasian
Rekam biometriks (finger print) jemaah dilakukan di embarkasi haji sehingga masa antrean di Bandara Saudi tidak lama. Antrean yang sebelumnya 5 jam menjadi 1-2 jam.

2. QR Code pada gelang jemaah
QR Code pada gelang jemaah yang berisi rekam data identitas jemaah, termasuk alamat jemaah, sehingga bisa diakses melalui aplikasi haji pintar. Ini memudahkan petugas mengidentifikasi jemaah yang butuh bantuan.

3. Akomodasi
Sistem sewa akomodasi satu musim penuh untuk sebagian hotel (52,02 persen) di Madinah. Selama ini sewa akomodasi dilakukan secara blocking time. Dengan begitu, pemindahan jemaah dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya, dapat dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan jemaah.

4. Bumbu masakan Indonesia
Penggunaan bumbu masakan dan juru masak asal Indonesia. Selain menjaga cita rasa khas kuliner Indonesia, ini juga untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri.

“Setiap katering yang menang tender harus menyediakan masakan Indonesia. Salah satu caranya dengan merekrut juru masak asal Indonesia,” ujar Faridhul Ilmi kepada suarasurabaya.net, Selasa (10/7/2018).

5. Penambahan katering Makkah
Layanan katering bagi jemaah haji Indonesia selama di Makkah ditambah. Kalau sebelumnya hanya 25 kali, tahun ini menjadi 40 kali. Sementara living cost sebesar SAR1500, tetap diberikan sebagaimana biasa sehingga bisa digunakan jemaah untuk keperluan lainnya.

6. Tanda paspor dan koper
Penandaan khusus pada paspor dan koper, serta penggunaan tas kabin. Ini akan memudahkan pengelompokan, paspor dan koper jemaah. Apalagi, tanda warna ini juga sekaligus menunjukkan sektor atau wilayah hotel dan nomor hotel tempat tinggal jemaah.

7. Pengalihan porsi waris
Pengalihan porsi bagi jemaah wafat kepada ahli waris. Jemaah yang sudah masuk kuota, meninggal dunia tiba-tiba sebelum atau sesudah melunasi biaya haji, bisa digantikan ahli warisnya.

Sebelumnya, porsi jemaah wafat tidak bisa digantikan sehingga uangnya ditarik kembali oleh ahli waris. Jika akan digunakan untuk mendaftar, maka ahli waris terhitung dalam antrean baru.

8. Visa print kertas
Pencetakan visa yang saat ini sudah bisa dilakukan oleh Kemenag. Ini penting dalam mempercepat proses penyiapan dokumen keberangkatan jemaah. Sebelumnya, Kemenag harus menunggu visa dari Kedutaan Saudi sehingga tidak jarang prosesnya menjadi lebih lama.

9. Konsultan ibadah
Penempatan satu konsultan ibadah di setiap sektor, tidak hanya di kantor Daerah Kerja Makkah. Konsultan ini diharapkan bisa bersinergi dengan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indoensia (TPIH) yang ada di tiap kloter.

10. P3JH
Membentuk tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) untuk membantu layanan kesehatan pada puncak haji, utamanya pada hari pertama lontar jumrah. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, banyak jemaah yang membutuhkan pertolongan kesehatan di areal Jamarat menuju Mina.

“Setiap kloter yang terdiri dari 450 orang, ada ketua kloter, pembimbing ibadah haji, 1 dokter, dan 2 paramedis. Kemudian ada penambahan tenaga kesehatan P3JH di luar tenaga medis untuk melayani jemaah ketika sakit di Arofah, Musdalifah, Mina,” ujarnya.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 29 November 2024
36o
Kurs