Jumat, 22 November 2024

Studi: Penggunaan Ponsel Rutin Berisiko Tingkatkan Penyakit Kardiovaskular

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi pria sedang mendengarkan musik lewat ponsel pintar. Foto: Freepik

Ponsel seluler telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kenyamanan yang ditawarkannya mungkin disertai dengan risiko kesehatan yang mulai terungkap secara perlahan.

Dikutip dari Antara pada Kamis (5/9/2024), sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Canadian Journal of Cardiology menunjukkan, penggunaan ponsel yang sering dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama pada perokok aktif dan individu dengan diabetes.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa risiko ini sebagian besar disebabkan oleh gangguan tidur, stres psikologis, dan neurotisisme yang terkait dengan penggunaan ponsel.

“Penggunaan ponsel seluler adalah paparan yang sangat umum di masyarakat modern, sehingga menjelajahi dampaknya terhadap kesehatan memiliki nilai kesehatan masyarakat yang signifikan,” kata Yanjun Zhang penulis studi ini.

“Medan elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) yang dipancarkan oleh ponsel menyebabkan disfungsi pada sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal, respons inflamasi, dan stres oksidatif. Mereka diperkirakan mempengaruhi berbagai organ seperti jantung dan pembuluh darah. Namun, apakah penggunaan ponsel seluler terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular masih belum pasti,” jelasnya.

Untuk meneliti efek jangka panjang dari penggunaan ponsel, para peneliti melakukan studi komprehensif terhadap 444.027 peserta dari UK Biobank, yang tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

Penggunaan ponsel dinilai berdasarkan data yang dilaporkan sendiri antara tahun 2006 dan 2010. Pengguna ponsel reguler didefinisikan sebagai individu yang melakukan setidaknya satu panggilan telepon per minggu.

Selama masa tindak lanjut yang berlangsung selama 12,3 tahun, peneliti melacak kejadian stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan gagal jantung melalui catatan medis dan kematian peserta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna ponsel reguler memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna yang tidak teratur. Para peneliti juga menemukan bahwa pola tidur, stres psikologis, dan neurotisisme mungkin menjadi mekanisme potensial yang menghubungkan penggunaan ponsel dengan penyakit jantung.

“Pola tidur yang buruk dan kesehatan mental yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan penyakit kardiovaskular melalui gangguan ritme sirkadian, gangguan endokrin dan metabolik, serta peningkatan inflamasi. Selain itu, paparan kronis terhadap radiasi RF-EMF yang dipancarkan dari ponsel dapat menyebabkan stres oksidatif dan respons inflamasi,” jelas Xianhui Qin rekan peneliti.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kombinasi paparan radiasi RF-EMF dari ponsel dengan merokok dan diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular secara sinergis.

Meski temuan ini mengindikasikan adanya peningkatan risiko penyakit secara moderat akibat penggunaan ponsel, para peneliti menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Sebaliknya, disarankan untuk menggunakan ponsel dengan bijaksana sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.

“Menjaga kebiasaan penggunaan ponsel seluler yang bertanggung jawab seharusnya menjadi komponen berharga dari pendekatan menyeluruh untuk mendukung kesehatan kardiovaskular. Sebelum terjun ke jam-jam ‘doom-scrolling’ tanpa pikir panjang di smartphone Anda hari ini, pertimbangkan untuk mengalihkan waktu ini menuju aktivitas yang lebih sehat untuk jantung,” kata Nicholas Grubic penulis editorial. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs