Sekitar 6.000-an kepala desa (kades) dari berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim) menggelar pertemuan di Grand City, Kota Surabaya, Rabu (4/9/2024) siang.
Momen pertemuan ribuan kades yang tergabung dalam Paguyuan Kepala Desa (PKD) Jawa Timur ini digelar beberapa bulan sebelum dimulainya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, pada 27 November nanti.
Muhammad Yusuf yang akrab disapa Gus Yusuf Ketua Pembina PKD Jatim mengatakan, tujuan pertemuan hari ini untuk silaturahmi dan menyatukan semua kades supaya satu komando. Dia mengkalim tidak ada kepentingan politik dalam acara ini.
“Undangan Kami sekitar 5.500 tapi ini di luar ekspektasi yang hadir sekitar 6.000 lebih. Kami cuma silaturahmi, kalau yang di luar berasumsi A, B, C, D, E ya terserah mereka. InysaAllah tidak ada kepentingan politik, PKD Jatim ini kita bentuk hanya untuk mempersatukan kades,” ujar Gus Yusuf.
Namun Gus Yusuf tidak menjelaskan makna satu komando yang dimaksud dalam acara ini seperti apa.
Tapi waktu ditanya apakah instruksi di dalam acara ini ada kaitannya dengan Pilkada 2024, Gus Yusuf hanya menjelaskan bahwa para kades harus kompak meski berbeda pilihan pasangan calon dalam Pilkada 2024 nanti.
“Komandonya tergantung teman-teman ini nanti, hasil kesepakatan teman-teman ini apa. Teman-teman kades ini harus kompak, karena begitu banyak organisasi kepala desa, masa saling membenci, beda pilihannya (Pilkada) saling menghujat, kami enggak mau seperti itu,” tuturnya.
Meski pertemuan ribuan kades ini digelar mendekati Pilkada 2024, Gus Yusuf menyebut bahwa sumber dana acara ini dari hasil patungan para kades, bukan bapaslon atau partai. Ia juga mengaku pahwa PKD ini baru saja dibentuk.
“PKD ini kami bentuk baru, karena ini hasil urunan. saya aja nyumbang Rp10 juta, gak ada parpol, cagub terntentu gak ada, paslon gak ada, kita ngundang aja nggak,” jelasnya.
Sementara itu Sujiono Kades Blumbang dari Kabupaten Lamongan sekaligus Ketua Panitia Acara mengklaim, kegiatan hari ini tidak dibiayai oleh politisi maupun partai politik.
Sujiono mengatakan, acara ini juga bertujuan untuk menyerap aspirasi kepala desa guna disampaikan kepada calon gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti. Mereka berharap supaya nahkoda baru Pemprov Jatim tetap peduli terhadap desa-desa di Jatim.
“Kami tidak ada founding dari parpol atau politisi baik di provinsi maupun di tingkat kabupaten. (Aspirasinya apa?) Simple saja, penduduk di Indonesia 85 persen (ada di desa) di Jatim itu lebih banyak yang ada di desa, fokuskan untuk kepentingan masyarakat desa,” tandasnya. (wld/bil/ipg)