Jumat, 20 September 2024

Meneladani Kesederhanaan dan Keberpihakan Paus Fransiskus kepada Kaum Papa

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Paus Fransiskus bersama seorang anak kecil. Foto: ibtimes

Yenny Wahid Direktur Wahid Institute menyebut Paus Fransiskus sebagai sosok yang sangat istimewa. Kedatangannya disambut hangat, melebihi kedatangan dari kepala negara-negara yang lebih besar. Mengingat negara Vatikan adalah negara yang luas wilayahnya kecil.

“Paus Fransiskus sebagai kepala negara Vatikan juga pemimpin umat beragama katolik di seluruh dunia. Jadi memang pengaruh beliau melampaui negara Vatikan dan umat katolik karena beliau memang menginspirasi banyak orang di dunia, bukan cuma umat katolik saja,” ujarnya saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Selasa petang (3/9/2024).

Hal yang menginspirasi dari Paus Fransiskus adalah kesederhanaan dan sikapnya dalam melindungi kaum papa. Terlihat sekali pembelaan yang diberikan oleh Paus Fransiskus kepada orang miskin, tertindas, yatim piatu, dan korban perang.

Keberpihakan terhadap orang-orang yang mendapatkan ketidakadilan sangat mewarnai kebijakan Paus Fransiskus atau Jorge Mario Bergoglio, paus pertama yang berasal dari ordo Jesuit ini.

“Banyak orang masih mengingat bagaimana Paus Fransiskus mencuci kaki dari seorang pengungsi Suriah–seorang perempuan muslim berjilbab–dicuci kakinya oleh Paus Fransiskus sebagai tanda bahwa beliau betul-betul menaruh kemanusiaan di atas sekat-sekat agama, bahwa beliau juga memberikan ruang yang besar bagi orang yang korban konflik, korban perang,” tutur Yenny.

Paus yang lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936 ini, menurutnya, termasuk orang yang cukup vokal untuk menyerukan agar yang terjadi di Gaza harus berhenti. Peperangan yang terjadi, ketidakadilan yang terjadi harus dihentikan. Vatikan juga termasuk yang mengakui negara Palestina merdeka.

Hal lain yang perlu diteladani dari Paus Fransiskus adalah kesederhanaan. Ini terlihat ketika tiba di Indonesia menggunakan pesawat komersial dan kendaraan yang digunakan juga bukan kendaraan untuk kepala negara. Meskipun Vatikan salah satu negara terkaya di dunia.

Contoh kecil dari kesederhanaan Paus Fransiskus, kata Yenny, yaitu sepatu yang dikenakan. Sepatu merah hanya boleh dipakai oleh seorang Paus, tetapi beliau memilih memakai sepatu warna putih karena sepatu warna putih itu dipakai sama oleh tokoh-tokoh agama katolik lainnya.

“Beliau hanya ingin menunjukkan bahwa saya ini setara, saya tidak lebih tinggi dari kalian. Sikap yang sangat-sangat rendah hati. Bagi saya pribadi, sosok Paul Fransiskus itu banyak mengingatkan saya akan nilai-nilai yang diperjuangkan dari Gus Dur selama ini. Tentang persaudaran umat, tentang perlindungan pada orang miskin, dan yang tertindas.”

Beberapa tahun yang lalu, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syekh Ahmed Al-Tayeb pada 2019 menandatangani Human Fraternity Document atau Dokumen Persaudaraan Dunia dan Hidup Bersama. Dokumen ini merupakan tonggak penting dalam upaya membangun perdamaian dan persatuan di seluruh dunia.

Pada tahun 2021, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 4 Februari sebagai ‘International Day of Human Fraternity’ berdasarkan tanggal dokumen itu ditandatangani.

Dalam dokumen itu disepakati bahwa semua umat beragama harus melaksanakan ajaran-ajaran ketuhanan yang di antaranya adalah memberikan perlindungan kepada mereka yang miskin dan tertindas. Dokumen itu juga mengajak seluruh umat beragama untuk terus mengedepankan dialog antar umat, kerja sama yang saling menguntungkan, dan rasa saling menghormati

“Sebuah simbol bagi kita semua umat beragama, bahwa kita semuanya disatukan oleh keinginan untuk hidup damai, untuk hidup baik, lepas dari konflik dan sebagai umat beragama tugas utama kita adalah melindungi makhluk ciptaan Tuhan apa pun latar belakang mereka,” lanjut Yenny.

The Guardian, media Inggris, menyebut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah momen bersejarah. Sebab ia mendatangi sebuah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan berkunjung ke Masjid Istiqlal untuk bertemu dengan tokoh-tokoh agama.

“Beliau adalah orang yang menghormati agama lain. Ketika beliau memutuskan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh agama lain itu artinya beliau memang konsisten dalam memperjuangkan atau terus melakukan dialog antaragama,” kata Yenny.

Kepada umat Katolik, Paus Fransiskus juga selalu mengingatkan janganlah terlalu terjebak pada teks-teks agama sehingga justru melupakan kemanusiaan dan perlindungan terhadap manusia secara seutuhnya. “Kita lihat di sini, ini kan sama dengan nilai yang dianut oleh bapak saya, Gus Dur”.

Yenny berharap umat Islam sebagai umat terbesar di Indonesia, dapat menyambut baik kedatangan Paus Fransiskus karena nilai-nilai yang diperjuangkan sangat mirip dengan nilai-nilai yang dianut oleh para tokoh-tokoh Islam.

“Kita sebagai umat beragama melihat ini sebagai semangat untuk bisa bersama dan bersatu. Kalau kita bersatu, kita bisa mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, korupsi, ketidakadilan, penindasan, bahkan konflik-konflik yang terjadi di dunia,” kata Yenny.

Perlu diketahui, Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

Indonesia menjadi negara pertama dikunjungi Paus Fransiskus selama 3-6 September 2024. Kunjungan tersebut bakal tercatat sebagai perjalanan ketiga Bapa Suci bagi umat Katolik ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.(iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Jumat, 20 September 2024
26o
Kurs