Jumat, 22 November 2024

Inggris Tangguhkan 30 Izin Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Konflik Gaza

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Para pengunjuk rasa menyerukan larangan ekspor senjata ke Israel di luar Gedung Parlemen di London pada 17 April 2024. Foto: Reuters

Inggris telah menangguhkan 30 izin ekspor senjata ke Israel, sebagaimana diumumkan oleh David Lammy Menteri Luar Negeri Inggris pada Senin (2/9/2024) waktu setempat.

Dalam pidatonya di parlemen, Lammy menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah dilakukan tinjauan terhadap izin ekspor senjata, yang menemukan adanya “risiko yang jelas” bahwa penggunaan senjata tersebut dapat melanggar hukum internasional.

“Ketika menghadapi konflik seperti ini, menjadi kewajiban hukum pemerintah untuk meninjau lisensi ekspor Inggris,” ujar Lammy dilansir dari Antara pada Selasa (3/9/2024).

Dari sekitar 350 izin yang ada, 30 izin akan ditangguhkan. Namun, dia menegaskan bahwa tindakan ini bukanlah sebuah embargo senjata.

Keputusan Inggris untuk terus mengeluarkan lisensi ekspor senjata ke Israel telah menuai kritik. Pada bulan Juni, Departemen Bisnis dan Perdagangan mengungkapkan bahwa Inggris telah mengeluarkan 108 izin ekspor senjata sejak 7 Oktober, ketika konflik di Gaza pecah. Sebelum keputusan ini dibuat, lebih dari 300 izin masih aktif.

Dari 30 izin yang ditangguhkan, sebagian besar terkait dengan komponen untuk pesawat militer, helikopter, dan drone.

Meski begitu, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa beberapa lisensi yang tidak digunakan militer Israel dalam konflik Gaza tidak perlu ditangguhkan.

Kementerian juga menegaskan bahwa keputusan untuk menangguhkan izin ekspor senjata yang digunakan dalam operasi militer di Gaza diambil setelah meninjau kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter internasional.

“Penilaian kami menyimpulkan bahwa ada risiko jelas bahwa beberapa ekspor militer tertentu ke Israel mungkin digunakan dalam pelanggaran Hukum Humaniter Internasional,” ujar kementerian tersebut.

Namun, penangguhan ini tidak mengurangi dukungan kuat Inggris terhadap keamanan Israel.

“Pemerintah telah menyimpulkan bahwa ada risiko yang jelas bahwa barang-barang yang diekspor berdasarkan 30 lisensi ini mungkin digunakan dalam pelanggaran serius terhadap Hukum Humaniter Internasional, dan karena itu ekspor tertentu ditangguhkan mulai hari ini,” tambah pernyataan itu.

Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris, Jonathan Reynolds, menegaskan bahwa dengan adanya penangguhan ini, pemerintah berkomitmen untuk menghindari risiko pelanggaran Hukum Humaniter Internasional dalam konflik Gaza.

Berbeda dengan Amerika Serikat, Inggris memasok senjata ke Israel secara tidak langsung, melalui pemberian lisensi kepada perusahaan Inggris untuk menjual senjata.

Meski Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melakukan serangan ke Jalur Gaza.

Serangan ini telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 94.100 orang, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza. (ant/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs