Jumat, 22 November 2024

Haru Biru Wisuda Untag Surabaya: Orang Tua Terima Ijazah Putranya yang Telah Meninggal Dunia

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Mustain dan Marodik orang tua dari Almarhum Birul Dzakiri didampingi oleh Mulyanto Nugroho Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, saat menerima ijazah di halaman Untag Surabaya, Minggu (1/9/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Mustain (60) bersama istrinya, Marodik (54) mengambil ijazah milik Almarhum anaknya, Birul Dzakiri (25) yang meninggal dunia sebelum prosesi wisuda ke-129 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Minggu (1/9/2024).

Mustain dan Marodik naik ke atas panggung wisuda dengan membawa pigura foto Almarhum Birul Dzakiri. Mereka disambut haru oleh Mulyanto Nugroho Rektor Untag Surabaya.

Dengan mata berkaca, Mustain dan Marodik menunjukkan ijazah dan foto putranya ke hadapan ribuan wisudawan Untag lainnya. Bapak dan ibu dari Birul asal Mojosari, Mojokerto itu kemudian foto bersama rektor sebelum kembali turun panggung.

Mustain mengaku sangat bangga dengan pencapaian Almarhum putranya yang berhasil lulus dari kuliahnya di Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik.

“Bangga bisa menerima langsung,” kata Mustain dengan suara lirih sembari menahan air mata jatuh.

Didampingi oleh Marodik, ia mengatakan bahwa Birul sempat mengikuti yudisium sebelum meninggal dunia. Tetapi, sekitar 40 hari sebelum wisuda, Birul harus berpulang karena sakit.

Mustain tidak bisa mengetahui secara cepat sakit apa yang diderita oleh putranya. Karena saat periksa ke rumah sakit, dokter sempat hanya mengatakan sakit panas saja.

“Waktu ke dokter cuma diduga panas, lalu lama kelamaan saya bawa ke UGD langsung opname lima hari,” katanya.

“Setelah itu tes tranfusi darah empat kantong. Itu dokternya baru bisa berkata infeksi darah,” imbuhnya.

Sebelumnya memang, tidak ada gejala apapun yang ditunjukkan oleh Birul kecuali hanya panas saja. Tetapi, ketika obat yang diberikan oleh dokter habis, suhu tubuh Birul masih panas. Sehingga, ia mencoba untuk kembali memeriksakan anaknya ke rumah sakit hingga diketahui sedang sakit apa.

Sementara itu, Supangat Dosen Wali sekaligus dosen Dosen Pembimbing Skripsi Birul mengatakan Birul semasa hidupnya merupakan mahasiswa yang humble.

Birul, kata Supangat, juga terkenal dengan sosok yang sederhana dan tidak neko-neko. Sebagaimana mahasiswa lainnya, Birul juga aktif kuliah dan menyelesaikan tugas akademiknya dengan baik.

“Selama ini pro aktif dia. Kebetulan selama ini saya dosen walinya, ya sering chat kalau ada kesulitan-kesulitan akademik,” katanya.

Supangat menceritakan bahwa Birul memiliki penelitian yang bagus, yakni mengangkat problem yang ada di daerah asalnya di Mojokerto.

Riset Birul berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Bebek Siap Telur yang Unggul dengan Metode Simple Additive Weighting”.

“Dia coba mengangkat riset itu, dari problem di daerahnya, yaitu untuk memilih bibit bebek. Di sana kan potensi telur bebek, artinya bagaimana meneliti telur-telur itu menjadi sebuah bibit yang unggul dengan sistem informasi dan algoritma yang ada,” jelasnya.

Hasil penelitian Birul itu dinyatakan lolos setelah menjalani ujian sidang skripsi pada akhir bulan Juli yang lalu.

Seperti diketahui, pengambilan ijazah Almarhum Birul yang diwakilkan oleh kedua orang tuanya itu, masuk ke dalam wisuda Untag Surabaya ke-129. Total ada sekitar 1.818 orang yang juga mengikuti pengukuhan dalam prosesi wisuda bulan Agustus 2024 tersebut. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs