Jumat, 22 November 2024

Penelitian Ungkap Lebih Dari Setengah Penduduk Dunia Mengalami Kekurangan Zat Gizi Mikro

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Sayuran kaya serat. Foto: iStock

Sebuah studi mengungkap lebih dari separuh penduduk dunia menghadapi kekurangan zat gizi mikro, termasuk kadar kalsium, zat besi, serta vitamin C dan E yang tidak memadai.

Melansir Medical Daily, Sabtu (31/8/2024), studi itu memberikan perkiraan global pertama tentang konsumsi yang tidak memadai dari 15 zat gizi mikro yang penting bagi kesehatan manusia.

Mikronutrien adalah vitamin dan mineral penting yang sangat penting bagi fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perkembangan, dan kekebalan tubuh.

Meskipun tubuh hanya membutuhkan nutrisi ini dalam jumlah sedikit, tapi kekurangannya dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius, mulai dari hasil kehamilan yang buruk, kebutaan, hingga meningkatnya kerentanan terhadap penyakit menular.

Penelitian sebelumnya telah mengukur ketersediaan dan konsumsi zat gizi mikro di antara populasi di seluruh dunia. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health, UC Santa Barbara (UCSB), dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), menganalisis kemungkinan asupan ini memenuhi tingkat yang direkomendasikan untuk kesehatan manusia.

Para peneliti juga mengamati kekurangan spesifik yang memengaruhi pria dan wanita di berbagai tahap kehidupan. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Global Health.

“Studi kami merupakan langkah maju yang besar. Bukan hanya karena studi ini merupakan studi pertama yang memperkirakan asupan mikronutrien yang tidak memadai untuk 34 kelompok usia dan jenis kelamin di hampir setiap negara, tetapi juga karena studi ini membuat metode dan hasil ini mudah diakses oleh para peneliti dan praktisi,” kata Profesor Chris Free salah satu penulis utama dalam riset di UCSB.

Studi ini membandingkan kebutuhan nutrisi dengan asupan aktual di seluruh populasi di 185 negara menggunakan data dari Global Dietary Database, Bank Dunia, dan survei diet dari 31 negara.

Para peneliti kemudian mengelompokkan populasi berdasarkan jenis kelamin dan membaginya ke dalam 17 kategori usia, dari bayi baru lahir hingga mereka yang berusia di atas 80 tahun, dalam interval lima tahun.

Mikronutrien yang dibahas dalam penelitian ini adalah kalsium, yodium, zat besi, riboflavin, folat, seng, magnesium, selenium, tiamin, niasin, dan vitamin A, B6, B12, C, dan E.

Kekurangan yang signifikan ditemukan pada hampir semua zat gizi mikro yang dievaluasi, dengan yang paling mengkhawatirkan adalah yodium (68 persen dari populasi global), vitamin E (67 persen), kalsium (66 persen), dan zat besi (65 persen). Selain itu, lebih dari separuh populasi dunia menunjukkan kekurangan riboflavin, folat, serta vitamin C dan B6.

Namun, hasilnya cukup meyakinkan untuk zat gizi mikro tertentu seperti niasin, yang memiliki kekurangan paling sedikit, dengan hanya 22 persen populasi global yang mengonsumsinya dalam tingkat yang tidak memadai, diikuti oleh tiamin (30 persen) dan selenium (37 persen).

Ketika membandingkan asupan yang tidak memadai antara jenis kelamin, wanita lebih kekurangan yodium, vitamin B12, zat besi, dan selenium daripada pria di negara dan kelompok usia yang sama.

Namun, pria memiliki tingkat asupan kalsium, niasin, tiamin, seng, magnesium, dan vitamin A, C, dan B6 yang tidak memadai lebih tinggi. Studi tersebut juga menemukan bahwa pria dan wanita dalam kelompok usia 10-30 tahun sangat rentan terhadap asupan kalsium yang rendah.

“Hasil ini mengkhawatirkan. Kebanyakan orang—bahkan lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya, di semua wilayah dan negara dengan semua pendapatan—tidak mengonsumsi cukup banyak mikronutrien esensial. Kesenjangan ini membahayakan hasil kesehatan dan membatasi potensi manusia dalam skala global,” kata Ty Beal, spesialis teknis senior di GAIN. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs