Jumat, 22 November 2024

Pemerintah Targetkan Penurunan 50 Persen Kasus TBC pada 2029 dengan Kolaborasi Multisektor

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
dr. Nancy D. Anggraeni, M.Epid. Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI berbicara dalam Wawasan Series: Merdeka dari TBC yang digelar Suara Surabaya di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya, Kamis (29/8/2024). Foto: Dukut suarasurabaya.net

Kasus baru Tuberkulosis atau TBC di Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua di dunia. Jumlahnya mencapai satu juta lebih kasus dengan angka kematian 49 jiwa per 100 ribu penduduk.

Masih tingginya angka kasus TBC ini merupakan salah satu tantangan pembangunan SDM berkualitas dan unggul. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia menargetkan eliminasi TBC pada tahun 2030. Dengan capaian 65 kasus dan kematian 6 jiwa per 100 ribu penduduk

Oleh karena itu, dr. Nancy D. Anggraeni, M.Epid. Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI mengatakan, diperlukan upaya percepatan eliminasi TBC yang tentu saja tidak dapat dilakukan dengan cara biasa.

“Perlu kolaborasi, koordinasi dan peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya dalam penanggulangan TBC secara komprehensif, Inovatif dan masif,” kata Nancy saat menjadi pembicara utama dalam acara Wawasan Series: Merdeka dari TBC yang digelar Suara Surabaya Media di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya, Kamis (29/8/2024).

Dia menambahkan, juga diperlukan kampanye penemuan kasus sebanyak-banyaknya dan inisiasi pengobatan bagi semua kasus TBC yang baru ditemukan. Termasuk investigasi kontak serumah atau erat, dan pemberian terapi pencegahan bagi infeksi TBC laten.

“Penanganan TBC merupakan prioritas dari pemerintah secara nasional. Diharapkan ada gerakan sari semua komponen masyarakat,” kata Nancy.

Targetnya, pada tahun 2029 atau lima tahun ke depan insiden TBC turun sampai 50 persen.

Mengingat Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang kasus TBC tertinggi kedua diIndonesia. Keberhasilan Jawa Timur dalam penangulangan TBC akan memberi kontribusi signifikan pada penurunan beban TBC nasional.

“Merupakan tugas kita bersama, termasuk media seperti yang dilakukan Suara Surabaha bersama unsur pentaheliks lainnya untuk mengampanyekan Indonesia bebas TBC,” tutur Nancy.

Perlu diketahii, melalui Wawasan Series “Merdeka dari TBC”, Suara Surabaya Media ingin ikut berkontribusi melawan penyakit TBC.

Kampanye melalui gelaran Focus Group Discussion ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya tuberkulosis (TBC) dan mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam upaya memberantas penyakit ini.

Diskusi publik di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya pada Kamis, 29 Agustus 2024 ini dihadiri 150 undangan. Terdiri dari para pembuat kebijakan, pakar TBC, peneliti, akademisi, aktivis TBC, komunitas penyintas, perusahaan bisnis, dan media massa.

Salah satu pembahasan menarik dalam forum ini adalah pengalaman Dinas Kesehatan Gresik. Kabupaten Gresik, yang memiliki banyak kawasan industri dan karakteristik unik dalam penanganan TBC. Peserta forum akan dapat belajar dari pengalaman Gresik dalam mengelola kasus TBC di tengah lingkungan industri yang padat.

Selain itu, para penyintas TBC juga akan berbagi kisah dan pengalaman mereka. Kisah-kisah inspiratif ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi penderita TBC lainnya dan masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap penyakit ini.

Pada kesempatan ini, Suara Surabaya Media juga memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam mengeliminasi TBC di Indonesia.

Puncak acara forum adalah penandatanganan komitmen bersama oleh para peserta. Komitmen ini berisi kesepakatan untuk bekerja sama dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC di Surabaya. (iss/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs