Penemuan pengidap Tuberkulosis (TBC) adalah titik awal pengendalian kasus untuk mewujudkan target eliminasi TBC pada tahun 2030.
Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengatakan, stigma dan diskriminasi yang masih kuat di masyarakat membuat penemuan kasus TBC tidak mudah.
“Penemuan adalah awal dari penemuan masalah. Kalau tidak ketemu, lebih repot lagi,” kata Erwin dalam acara Wawasan Series: Merdeka dari TBC yang digelar Suara Surabaya Media di Surabaya, Kamis (29/8/2024).
Erwin menjelaskan, penemuan kasus saat pasien masih stadium awal, memperbesar peluang kesembuhan.
“Angka kematian TBC tinggi karena saat pasien ditemukan, sudah stadium lanjut dan resisten obat,” ujarnya.
Tingginya penemuan kasus TBC, kata Erwin, juga merupakan bukti kinerja jajaran dinas kesehatan. Sehingga suatu saat TBC sudah bisa benar-benar dikendalikan.
Perlu diketahui, Tuberkulosis atau TBC masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2023, terdapat 10,6 juta orang di dunia jatuh sakit dan sebanyak 1,3 juta orang meninggal karena TBC.
Indonesia masih menjadi negara dengan kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan Republik Indonesia, pada Jumat (2/8/2024) mengatakan, setiap tahun satu juta orang tertular dan 136 ribu di antaranya meninggal dunia. Artinya tiap lima menit ada satu orang meninggal akibat TBC.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, pemerintah telah menargetkan mengeliminasi TBC dari Indonesia pada tahun 2030. Hal ini menjadi landasan bagi semua pihak untuk bergerak bersama menjadi lebih peka, peduli, dan ikut serta memerangi TBC di Indonesia.
Melalui Wawasan Series: Merdeka dari TBC, Suara Surabaya Media ingin ikut berkontribusi melawan penyakit TBC. Kampanye melalui gelaran Focus Group Discussion ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya tuberkulosis (TBC) dan mendorong kolaborasi berbagai pihak dalam upaya memberantas penyakit ini.
Diskusi publik di Whiz Luxe Hotel Spazio Surabaya pada Kamis, 29 Agustus 2024 ini dihadiri 150 undangan. Terdiri dari para pembuat kebijakan, pakar TBC, peneliti, akademisi, aktivis TBC, komunitas penyintas, perusahaan bisnis, dan media massa. (iss/saf/ipg)