Sabtu, 23 November 2024

92 Persen Bahan Farmasi di Indonesia Merupakan Hasil Impor

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
M. Nasir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama Universitas Airlangga dan PT Konimex, Rabu (11/7/2018). Foto: Unair

Mohamad Nasir Menristekdikti mengatakan, kurang lebih hampir 92 persen bahan untuk farmasi di Indonesia merupakan hasil impor. Oleh karenanya diperlukan riset agar hal tersebut dapat ditanggulangi, antara lain dengan memanfaatkan kekayaan alam dan biodiversitas yang melimpah ruah di Indonesia.

“Kita harus kembangkan terus riset produk alami dan biodiversitas sehingga tidak hanya berhenti menjadi penelitian di perpustakaan. Saya berharap dengan seminar ini dapat dihasilkan inovasi baru atau produk baru yang dapat menangani beberapa masalah di bidang farmasi. Saya ingin Unair juga berperan penting lahirkan inovasi baru di bidang itu,” ujar Nasir dalam acara Bromo Conference: Symposium On Natural Products and Biodiversity, Rabu (11/7/2018) di gedung Rektorat Kampus Universitas Airlangga (Unair).

Menurut Rektor Unair, konferensi ini penting karena berfokus pada produk nasional yang dibuat dari bahan-bahan alami dan biodiversitas, karena Indonesia kaya akan biodiversitas dan bahan dari alam yang bila diolah dapat hasilkan produk melawan berbagai penyakit. Unair menurutnya melalui lembaga penyakit tropis sudah berkontribusi dengan melakukan riset di bidang penanggulangan malaria dan HIV-AIDS dengan menggunakan bahan-bahan alami.

“Riset harus semakin kuat dan berdampak baik pada masyarakat. Konferensi ini untuk memperkuat produk alami dan memperdalam riset biodiversitas di Indonesia dengan mengundang para peneliti internasional dalam bidang tersebut,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Unair juga lakukan penandatanganan MoU dengan PT. Konimex dalam bidang pendidikan dan riset.(iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs