Waktu layar yang berlebihan telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, obesitas, dan kesehatan mental.
Menurut laman Medical Daily pada Selasa (27/8/2024), sebuah studi baru mengungkap dampak menonton televisi—aktivitas rekreasi umum dan penggunaan layar populer—terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada dewasa muda.
Dilansir dari Antara, studi itu menunjukkan bahwa setiap tambahan jam menonton TV dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 26 persen pada dewasa muda.
Penelitian sebelumnya telah memeriksa bagaimana menonton televisi mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular, tetapi sebagian besar fokus pada orang dewasa paruh baya dan lanjut usia dengan periode tindak lanjut yang relatif singkat.
Penelitian terbaru ini melibatkan lebih dari 4.000 dewasa muda berusia antara 18 dan 30 tahun untuk memperkirakan risiko jangka panjang menonton televisi terhadap serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Para peneliti mengikuti peserta selama 30 tahun.
Hasil studi yang dipublikasikan di Journal of General Internal Medicine menunjukkan, mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton TV pada usia awal 20-an memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kardiovaskular di kemudian hari.
Setiap tambahan jam menonton TV setiap hari pada usia 23 tahun meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 26 persen dan kejadian penyakit kardiovaskular sebesar 16 persen.
Risiko meningkat lebih tinggi dengan setiap tambahan jam menonton TV harian setiap tahun: 55 persen untuk penyakit jantung koroner, 58 persen untuk stroke, dan 32 persen untuk penyakit kardiovaskular.
Studi ini menemukan bahwa masa dewasa muda adalah “jendela penting untuk intervensi dalam kebiasaan menonton televisi guna mencegah hasil kardiovaskular yang buruk.”
“Dalam studi kohort prospektif ini, menonton televisi lebih banyak di masa dewasa muda dan peningkatan tahunan dalam menonton televisi selama paruh baya dikaitkan dengan kejadian penyakit kardiovaskular dini, terutama penyakit jantung koroner. Masa dewasa muda serta perilaku selama paruh baya mungkin merupakan periode penting untuk mempromosikan pola perilaku menonton televisi yang sehat,” tulis para peneliti.
“Temuan kami menunjukkan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan dewasa muda untuk menonton layar dapat secara signifikan mempengaruhi risiko mereka mengembangkan kondisi jantung serius di kemudian hari,” terang Jason Nagata penulis utama studi.
Waktu layar yang lebih banyak dapat menggantikan aktivitas penting seperti tidur dan aktivitas fisik, menekankan pentingnya mempromosikan kebiasaan layar yang sehat sejak dini untuk mencegah penyakit jantung dan stroke di masa depan, tambahnya. (ant/saf/ham)