Jumat, 22 November 2024

Ketum PBNU Sebut Mubes Ulama di Bangkalan Ibarat Perkumpulan Pengangguran

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Yahya Cholil Staquf Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat berada di kantor PCNU Surabaya pada Senin (19/8/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Yahya Cholil Staquf Ketua PBNU buka suara soal adanya sejumlah kiai yang mengikuti Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama NU di Bangkalan pada Minggu (18/8/2024).

Gus Yahya menganalogikan pertemuan itu sama seperti presiden ketika menghadapi desakan sidang istimewa MPR dari gerombolan pengangguran.

“Begini ya, kalau sekarang ada sekelompok pengangguran kumpul, lalu menyerukan sidang istimewa MPR kan Presiden tidak perlu mikir, biarin saja. Begitu juga dengan kami, kami tidak pikirin lah,” katanya saat ditemui awak media di Kantor PCNU Surabaya, Senin (19/8/2024).

Ia menegaskan bahwa NU merupakan organisasi kemasyarakatan resmi dan bukan didirikan oleh para pengangguran.

Saat diminta tanggapan atas pernyataan para kiai peserta Mubes Bangkalan yang mengklaim mendapat dukungan dari berbagai PCNU, Gus Yahya juga kembali menjawab dengan santai.

“Orang nganggur ngomong apa saja kan bisa,” ucapnya.

Seperti diketahui, sebelumnya terdapat sejumlah kiai menggelar pertemuan di Bangkalan. Di antara mereka yang hadir ada sosok KH Marzuki Mustamar mantan Ketua PWNU Jatim dan Abdussalam Shohib atau Gus Salam mantan Wakil Ketua PWNU Jatim.

Terdapat delapan poin dari Mubes Alim Ulama NU tersebut, yang hasilnya disebut dengan Amanah Bangkalan.

Delapan poin tersebut yakni, pertama, PBNU hasil Muktamar Lampung telah nyata-nyata pelanggaran berat terhadap Qonun Asasi, AD/ART, perkum, etika, dan moral dalam berorganisasi.

Kedua, PBNU hasil Muktamar Lampung telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan praktik politisasi institusi NU dan menjadikan NU sebagai alat politik merebut kekuasaan yang menabrak aturan organisasi dan khittah 1926.

Ketiga, Mubes sepakat membentuk presidium penyelamat organisasi NU sekaligus persiapan muktamar luar biasa NU.

Keempat, Mubes membentuk presidium penyelamat organisasi NU yang terdiri dari KH Abdussalam Shohib, KH Imam Jazuli, KH Imam Baehaqi, KH Muhaimin, KH Rosikh Roghibi, KH Sholahuddin Azmi, KH Fahmi, KH Wahono, KH Dimyati, KH Nasirul Mahasin, KH Haidar Muhaimin, dan KH Aguk Irawan.

Kelima, tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi dan mensosialisasikan Amanah Bangkalan kepada alim ulama pengasuh pesantren se-Indonesia, PWNU dan PCNU se-Indonesia, PCINU se-Dunia serta Banom dan Lembaga NU.

Keenam, Mubes sepakat diselenggarakannya forum lanjutan di antara seluruh elemen-elemen Nahdlatul Ulama untuk mencari solusi cepat dan tepat berbagai permasalahan yang ada di tubuh NU, mencari langkah-langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan perkembangan di masa depan serta rekonsiliasi di antara sesama saudara (ukhuwah nahdliyyah). Presidium Nahdlatul Ulama diminta untuk mengambil inisiatif bagi terwujudnya forum tersebut.

Ketujuh, presidium berhak melakukan langkah-langkah strategis untuk upaya Penyelamatan NU.

Kedelapan, Sekretariat presidium ditetapkan di Ndalem Kasepuhan PP Denanyar Jombang. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs